Pembangunan Dalam Perspektif Anak




Judul Buku: Seraut Asa Sebening Kristal
Tebal: xxiv + 150 hlm
Penulis: Diah Ayu Fajarwati, Nikkolai AA. Velayati, dkk
Editor: Wawan E. Kuswandoro



Penerbit: InSECS Publishing, Surabaya
Cet. I: Mei 2010
ISBN: 978 – 979 – 18994 – 2 – 0




Sebuah paradigma baru dalam perencanaan pembangunan perkotaan sedang dibangun melalui pelibatan anak pada salah satu sisi perencanaannya. Walaupun tidak secara langsung terlibat dalam proses perencanaan, namun ide-ide cemerlang yang tersaji dalam naskah yang tampak sederhana itu, merupakan referensi berharga dari perspektif lain. Perspektif yang selama ini sering dilupakan, yaitu perspektif anak. Sebuah terobosan bagus. Itulah kesan pertama saya ketika menerima naskah dari kumpulan artikel dari kompetisi menulis bertema “Kota Probolinggo di Masa Depan”, yang harus saya edit dan kompilasi serta saya berikan catatan editorial.

Selayaknya, pemikiran berharga tidak boleh lekas hilang begitu saja. Biasanya dalam ajang lomba menulis, ketika pemenang telah diumumkan dan hadiah telah diserahkan, selesailah sudah. Panitia tidak merasa memiliki tanggungjawab apapun. Tidak ada upaya untuk membukukan karya berharga itu untuk pembelajaran bersama. Kalaupun dilakukan, biasanya terhadap karya-karya yang ditulis oleh mereka yang telah memiliki kepakaran keilmuan, dosen, peneliti, tokoh penting, dsb. Mereka masih abai terhadap karya anak, yang sering dianggap “belum memiliki kepakaran”. Buku ini sekaligus menghapus kesalah-kaprahan itu. Justru anak-anak telah memiliki kepakaran, yakni di dunianya. Dunia pemikiran dan imajinasi yang kaya kreasi, yang justru tidak akan pernah dimiliki oleh seorang pakar sekalipun! Karena dimensi ruang waktu yang berbeda, maka perspektif juga berbeda.

Sebenarnya buku ini lebih bernuansa pembelajaran dan motivasi bagi anak-anak didik, untuk lebih mempertajam kecerdasan dan kecakapan sosial mereka khususnya yang berhubungan dengan kota mereka, fenomena yang setiap hari mereka saksikan, walaupun dari isi telah cukup mengandung banyak informasi, data dan pemikiran yang cemerlang dan baik untuk diperhatikan.
 
Seraut Asa Sebening Kristal
 
CATATAN EDITOR…
 
Buku berjudul ”Seraut Asa Sebening Kristal: Saat Para Pelajar Kota Probolinggo Bicara Masa Depan Kotanya” ini merupakan kompilasi dan suntingan dari 20 artikel terbaik yang ditulis oleh para pelajar SMP/ MTs dan SMA/MA/SMK di Kota Probolinggo, pada lomba menulis artikel bertema ”Kota Probolinggo Masa Depan” dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2010. Dari 106 karya para pelajar se-Kota Probolinggo yang mengikuti kompetisi, rata-rata menampilkan materi tulisan yang baik, cukup bernas dan berdaya jangkau, sehingga para juri pun sulit juga untuk menentukan para juaranya. Alhamdulillah, berkat kejelian dan kerja keras para juri, maka terpilihlah 20 artikel terbaik milik 10 siswa SMP/ MTs dan 10 siswa SMA/MA/SMK untuk diuji orisinalitasnya dengan presentasi oleh penulisnya di hadapan para juri yang berasal dari kalangan akademisi (Perguruan Tinggi) dan Jaringan Penelitian dan Pengembangan (Jarlitbang) Pendidikan Kota Probolinggo mewakili pemerintah Kota Probolinggo. Uji presentasi ini sekaligus sebagai bentuk ”pertanggungjawaban” orisinalitas karya serta pengukuran kemampuan dan keterampilan penulis artikel dalam menyampaikan pesan-pesan tertulis (artikel) ke dalam bentuk bahasa lisan. Sesuai dengan tema kompetisi, ke-20 artikel pilihan dalam buku ini menyajikan proyeksi masa depan Kota Probolinggo dari berbagai sisi dan sudut pandang. Tampak sekali percikan pemikiran orisinal dalam karya mereka. Mereka mampu meng-eksplorasi dari pandangan whole view hingga detil dan sudut kecil dinamika sosial dan permasalahan kota yang diproyeksikan untuk masa depan, walaupun masih belum tegas benar kira-kira untuk proyeksi berapa tahun ke depan. Rata-rata artikel mampu merepresentasikan daya nalar dan jangkauan pemikiran ke depan (think forward) penulisnya. Namun ada beberapa kekhasan dan penonjolan karakter yang dikuatkan dalam masing-masing karya futuristik ini, dan ini bisa jadi dipengaruhi oleh pengetahuan, referensi, logika berpikir, kekuatan analisis, misi, harapan dan imajinasi penulisnya.
 
Seperti ditunjukkan oleh kumpulan artikel di Bagian 1: Pelajar dan Strategi Pengembangan Kota berikutini. Artikel ”Kota Probolinggo Masa Depan: Singapura Baru” karya Nikkolai Ali Akbar Velayati (SMPN 1), peraih juara 1 kategori SMP, membingkai aneka potensi lokal dan permasalahan kota berikut tawaran solusinya dalam balutan pemikiran visioner-imajinatif dengan berani mem-benchmark-kan kotanya di masa depan dengan Singapura. Menurutnya, Kota Probolinggo memiliki kemiripan potensi dengan Singapura, yang jika dioptimalkan pengembangannya akan menjelma menjadi kota jasa mirip Singapura. Kemudian, artikel ”Building The Green Heaven of Probolinggo City for The Citizen and Earth” karya Fildzah Raudina M (SMAN 1) peraih juara 3 kategori SMA, akan menjadi kreasi masa depan yang menyejukkan kota dengan menggambar-kan ruang terbuka hijau yang proporsional dengan jejalan bangunan gedung. Fildzah menekankan pentingnya aspek building covered dalam membangun. Terinspirasi pemandangan kota, artikel ”Menuju Kota Probolinggo Yang Menggairahkan” karya Indra Hadianto (SMAN 4, juara harapan 3) mencoba menggugah semangat dengan menampilkan sudut-sudut kecil penguat kesan yang menurutnya dapat menjadikan kota ini menggairahkan di masa mendatang, antara lain dengan ide Prolink Walk dan Probolinggo Shopping Centre dan arena outbound.


Dan artikel-artikel yang terkumpul di Bagian 2: Pelajar dan Wisata Kota, banyak mengunjukkan potensi wisata di beberapa sudut kota, yang dapat dioptimalkan sebagai arena wisata dengan menampilkan wahana-wahana yang bersumber dari kekhasan potensi tersebut. Bahkan bisa dimanfaatkan untuk tujuan pendidikan. Artikel ”Wisata Bahari Pendidikan Mangrove” karya Diah Ayu Fajarwati (SMAN 2), peraih juara 1 kategori SMA, mengeksplorasi aksi lingkungan hidup khususnya pelestarian hutan mangrove dari sisi wisata bahari yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan. Selaras dengan ide wisata bahari, artikel ”Satu Mimpi Mewujudkan Probolinggo Park” karya Kurnia Firda Farhanah (SMPN 7, juara 2 kategori SMP), merindukan akan terciptanya Probolinggo Park seperti halnya Jatim Park. Dan dua artikel berikut ini akan menjadi penguat gagasan wisata kota tersebut, dengan memunculkan karakter kuat pada wisata kelautan. Artikel ”Wisata Terumbu Karang Untuk Masa Depan” karya Siti Rodiah Hasana (SMAN 2, juara harapan 1 kategori SMA), mengedepankan pemeliharaan terumbu karang sebagai basis wisata laut karena terumbu karang merupakan tonggak kehidupan biota laut. Menurutnya, pariwisata harus multifungsi yaitu sebagai wisata bahari pelepas penat dan sebagai wisata penyelamat lingkungan. Gagasan ini bersambung dengan artikel ”Taman Laut Bayuangga” karya Husnul Hotimah (SMAN 2, juara harapan 2 kategori SMA) mengusulkan wisata bahari yang terdiri atas unsur taman laut, kuliner laut, pemancingan dan taman bacaan. Menurutnya, wisata bahari harus sekaligus bertujuan konservasi laut disamping hiburan, dan dapat dimanfaatkan secara ekonomi. Kecenderungan taman laut dari artikel tersebut mendapat paduan gagasan wisata tepi laut dari artikel artikel ”Wisata Tepi Pantai Bayuangga” karya Yudha Ria Pratama (SMAN 2, nominator 10 besar) yang menurutnya diisi dengan arena hiburan, pemancingan, kios yang menyediakan oleh-oleh khas Probolinggo, jajanan khas bahari, tempat belajar, gedung pertunjukan, tempat peristirahatan dan deretan cafe yang didesain dalam beberapa konsep. Rupanya mainstream wisata laut yang mendominasi gagasan mayoritas artikel dalam buku ini juga menginspirasi nuansa kewisataan-bahari hingga di lingkungan pelabuhan Tanjung Tembaga. Artikel ”Pelabuhan Tanjung Tembaga Dahulu, Sekarang dan Masa Depan” karya Maulana Ghulam Hanifa (SMAN 1, nominator 10 besar) menawarkan konsep pelabuhan yang berfungsi sebagai objek wisata. Ia memimpikan suasana pelabuhan yang rindang, bersih, memiliki tempat peristirahatan dan tersedia wisata bahari yakni wisata keliling pelabuhan dan olahraga bahari. Rajutan pemikiran wisata bahari pada 6 artikel di atas mendapat asupan tambahan ide wisata agro dengan petik mangga dan anggur sebagai intinya dan wisata budaya, oleh Riski Amalia (SMPN 4, nominator 10 besar) dengan artikelnya, ”Jadikan Probolinggo Ijo Dengan Aksi Ijo-mu”. Maka lengkaplah gagasan wisata kota, sejak daratan hingga ke tepi pantai, laut dan pelabuhan! Rupanya, topik wisata begitu mendapatkan posisi dan perhatian oleh pelajar kita.

Ide-ide pelajar seputar penataan wajah kota terkumpul pada Bagian 3: Pelajar dan Penataan Kota. Nuansa khas perkotaan dicoba dipotret oleh artikel ”Pedagang Kaki Lima Sebagai Keunggulan Kota Probolinggo Masa Depan” karya Fendy (SMPK Mater Dei, juara 3 kategori SMP) dengan menunjukkan permasalahan PKL baik dari sisi PKL maupun dari sisi kepentingan kota. Menurutnya, penataan PKL harus dilakukan oleh pemerintah agar PKL menjelma menjadi aksesoris jalan, bukan pengganggu keindahan sehingga mesti ”digusur” sementara demi kepentingan ”penyelamatan kebersihan dan keindahan wajah kota”. Sedangkan proyeksi kepenuh-sesakan suasana pasar di kota dicoba digambarkan dengan cukup detil di artikel ”Revitalisasi Sarana dan Prasarana Pasar Tradisional di Kota Probolinggo Guna Mengoptimalkan Pelayanan Terhadap Konsumen”, karya Fitri Wulan Andriani (SMPN 5, juara harapan 1), dengan menampilkan ide revitalisasi dimaksud, berupa pembaruan tata letak pasar tradisional khususnya Pasar Baru. Pandangan yang lebih menyeluruh tentang potensi kota yang perlu ditata tampil di artikel ”Pelangi di Atas Kota Probolinggo” karya Risqa Ruviana (SMPN 4, juara harapan 3), dengan memotret keanekaragaman sosial budaya dan potensi di kota Probolinggo. Balutan kata yang mencerminkan kebanggaan atas kotanya, Risqa berusaha berusaha menampilkan aneka potensi kota yang dapat dikelola menuju kemandirian kota. Sedangkan kegelisahan dan harapan akan penataan wajah kota ke depan terutama yang berhubungan aset sejarah, muncul pada artikel ”Kota Probolinggo Tempo Dulu versus Kota Probolinggo Masa Kini” karya Vitessa Novitawati (SMAN 4, nominator 10 besar). Artikel ini mengandung pesan bahwa pembangunan kota di masa depan tidak harus meniadakan bangunan-bangunan tua yang bernilai sejarah, melainkan harus melestarikannya. Harapan ini bersambung dengan harapan artikel ”Membangun Universitas Yang Berkualitas dan Ternama di Kota Probolinggo” karya Anissa Felia N.H (SMPN 5, nominator 10 besar). Anissa amat berharap kota Probolinggo juga membangun universitas, tidak hanya membangun taman saja.

Gagasan pengelolaan potensi sumber daya alam dan lingkungan tersaji di Bagian 4: Pelajar dan Pengelolaan Potensi Lingkungan. Agaknya, sebutan kota angin mengusik pikiran Yusman Alharis (SMAN 4, juara 2 kategori SMA) tentang kincir angin sebagai penyuplai energi alternatif, melalui artikelnya, ”Kota Seribu Taman ala Negeri Kincir Angin”. Yusman rupanya juga terinspirasi oleh taman kota Probolinggo dan fantasi ”negeri kincir angin” (Belanda), lantas membayangkan kota Probolinggo yang kaya angin dengan memanfaatkan ”sumber daya angin” agar tampil layaknya ”negeri kincir angin”. Sementara itu, Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota Probolinggo menginspirasi sebuah gagasan linier untuk dikembangkan menjadi Taman Belajar Hijau (TBH) di tiap-tiap kecamatan, melalui artikel ”Taman Belajar Hijau” karya Muklas Andika Wijaya (SMKN 4, nominator 10 besar). Taman Belajar Hijau ini dilengkapi dengan hotspot, koleksi buku-buku dan kamus, English area, mobil perpustakaan keliling, kantin kejujuran, kamera CCTV, serta aneka tanaman dan kolam ikan. Artikel ini mengandung pesan bahwa belajar di bawah pohon dan dekat kolam (alam terbuka hijau) lebih mengasyikkan.

Penelusuran pada aspek budaya dapat dinikmati pada Bagian 5: Pelajar dan Budaya. Artikel ”Ragam Budaya Probolinggo Pemberi Ciri Khas Probolinggo Masa Depan” karya Tasya Tamara (SMPN 3, juara harapan 2), menampilkan beberapa produk budaya di Kota Probolinggo, yang menurutnya harus dilestarikan terutama di kalangan generasi muda. Keragaman budaya tersebut, disusul dengan artikel berjudul sama namun dengan penekanan berbeda yang ditulis oleh Windy Alvionita (SMPN 3, nominator 10 besar), ”Ragam Budaya Probolinggo Pemberi Ciri Khas Probolinggo Masa Depan” yang menyajikan beberapa budaya kota Probolinggo yang dikaitkan dengan wisata. Disambung artikel ”Kota Probolinggo Sebagai Kota Seni dan Budaya Masa Depan” karya Nicko Syaifuddin Al-Haq R (SMPN 3, nominator 10 besar) yang berisi aneka kesenian kota Probolinggo dan perlunya unjuk kreasi seni berikut fasilitasinya oleh pemerintah.

Artikel-artikel dalam buku ini dikelompokkan berdasarkan angle penulisnya terhadap tema yang disajikan yakni ”Kota Probolinggo Masa Depan”, yang menjadi kelompok bahasan. Urutan artikel pada kelompok bahasan pada masing-masing Bagian disesuaikan dengan angle tersebut, tidak semata-mata berdasarkan kejuaraan dalam kompetisi, walaupun secara kebetulan artikel tersebut menyabet predikat juara. Ada beberapa artikel yang meraih juara ke-2 hingga nomor buncit, bahkan hanya nominator 10 besar –tidak meraih juara karena hanya ada 6 juara pada masing-masing kategori jenjang pendidikan-, tetapi karena angle-nya sesuai dengan kategori tematik sistematika buku ini, diurutkan dari atas, dst. Tetapi, kebetulan pula, yang berada pada urutan atas dalam penyusunan sistematika ini, adalah artikel yang disamping memang sesuai dengan kelompok bahasan pada masing-masing Bagian, juga menyabet predikat juara.
 
Inilah seninya menulis. Satu tema bahkan satu pokok bahasan bisa dieksplorasi sebanyak-banyaknya dari berbagai angle dan kebutuhan. Dan objek yang dieksplorasi juga tak pernah kering, jika kita mau melihat sekeliling. Sekeliling kita adalah laboratorium sosial untuk menghasilkan karya nyata! Dan terlampau banyak cerita manusia dan alam yang bisa dituliskan! Setidaknya buku ini telah memulai, walaupun dengan berbagai keterbatasan yang ada, anak-anak kita telah memulai! Hal terpenting adalah ide, barulah konten dan sistematika penyajiannya. Angle yang dikuatkan oleh penulis artikel merepresentasi fokus perhatian dan misi penulisnya. Kebanyakan artikel dalam buku ini memfokuskan pada topik wisata kota (7 artikel), disusul penataan kota (5 artikel), strategi pengembangan kota (3 artikel), budaya (3 artikel), dan pengelolaan potensi lingkungan (2 artikel). 

Dan sistematika penyajian dalam sebuah artikel menunjukkan sistematika dan daya nalar penulisnya. Sistematika penulisan yang baik, runtut dan teratur sehingga main idea tersaji dengan jelas dan pembaca pun dapat menangkap idenya secara utuh, menunjukkan keteraturan pemikiran penulisnya. Dan ini amat baik jika dipupuk sejak dini, sehingga kelak ketika anak-anak tumbuh dewasa dan ”menjadi orang” akan terbiasa dengan logika dan pola pikir yang sistematis. Dan tindakannya pun diharapkan akan mengikuti pemikiran yang sistematis tersebut.
 
Satu hal yang dapat dikatakan terhadap karya para pelajar ini: mengagumkan, untuk ukuran pelajar setingkat SMP dan SMA! Terutama dari aspek content. Kolaborasi yang kaya content dari 20 artikel yang terajut dalam buku ini setidaknya mengguratkan seraut asa yang menginspirasikan paradigma baru tentang partisipasi anak dalam pendidikan dan pembangunan masyarakat, dengan memadukan gagasan orisinal pelajar dengan perencanaan pembangunan. Gagasan sebening kristal yang mampu memancarkan spektrum cahaya pemikiran yang beraneka warna. Tentu saja, para pelajar kita ini masih membutuhkan bimbingan. Pada aspek teknis, meliputi penggunaan kecakapan berbahasa tulis dan penalaran, masih perlu bimbingan. Pada aspek yang lebih makro, bimbingan yang dapat memampukan mereka menggunakan akal budinya dengan bijak. Salah satunya, adalah dengan membiasakan tradisi menulis yang didasarkan dari observasi lingkungan sekitarnya. Kegiatan ini memerlukan kegiatan membaca sebanyak-banyaknya untuk menghimpun referensi keilmuan, melihat lingkungan sekitarnya dengan menghubung-hubungkan dengan referensi dan merefleksikannya dengan kebutuhan-kebutuhan dan harapan misalnya gagasan tentang masa depan. Dalam proses ini terjadi dialog antara referensi keilmuan, konteks kehidupan dan misi serta visi seorang pelajar. Ibarat pesilat, ia akan mengerahkan segenap jurus dan kemampuannya untuk ”menakhlukkan” objek yang diobservasi dalam sajian karya tulis yang kontekstual dan bervisi. Dan motivasi!
 
Layaknya para pelajar, walaupun mereka telah mampu mengeksplorasi objek persoalan dengan baik, imajinatif, rinci dan runtut serta berdaya jangkau, mereka masih kurang dapat menjelaskan persoalan teknis yang muncul mengiringi detil peristiwa yang dipotret. Tetapi inilah kekuatannya. Tentu saja, untuk tingkat pelajar, mereka tidak harus menguasai pokok persoalan hingga ke penjelasan yang bersifat teknis, karena bukanlah ranah mereka, melainkan ranah para guru, peneliti, praktisi, ilmuwan dan kalangan pengamat sosial yang telah memiliki kompetensi yang memadai. Yang penting dan pokok bagi para pelajar, adalah ketika mereka mampu mengunjukkan keaslian ide yang terlahir dari olah pikir ketika mereka melihat persoalan di sekitar mereka dengan sajian tulisan yang cukup menjelaskan, logis dan sistematis. 

Orisinalitas ide, kepekaan dan ketanggapan sosial inilah yang perlu dihargai dan ditumbuhkembangkan! 

Selanjutnya, gagasan segar, bening dan cerdas inilah yang selayaknya menginspirasi para guru, peneliti, akademisi, praktisi keilmuan dan pemerintahan serta para pengamat yang telah berkompeten, untuk melanjutkannya dengan tindakan ilmiah untuk melahirkan karya nyata yang bermanfaat. 

Ide para pelajar ini benar-benar merupakan kristal bening yang memancarkan spektrum cahaya beraneka warna, tergantung penerjemahan lanjutan. Akankah spektrum cahaya ini cukup dipandang layaknya memandang pelangi yang indah di kaki langit dengan segepok decak kagum, ataukah kemudian kita menangkapnya dan mendayagunakannya sebagai inspirasi dan seraut asa merajut masa depan Kota Probolinggo dalam tindakan nyata? 

Kiranya, merencanakan masa depan kota bersama warga kota termasuk para pemikir muda yakni para pelajar, sungguh indah. Ada nuansa pembelajaran yang tumbuh bersama pembangunan masyarakat. Kepada para pelajar, khususnya para penulis artikel dalam buku ini, yaitu adik Diah Ayu Fajarwati (SMAN 2), Nikkolai Ali Akbar Velayati (SMPN 1), Yusman Alharis (SMAN 4), Kurnia Firda Farhanah (SMPN 7), Fildzah Raudina M. (SMAN 1), Fendy (SMPK Mater Dei), Siti Rodiah Hasana (SMAN 2), Husnul Hotimah (SMAN 2), Indra Hadiyanto (SMAN 4), Fitri Wulan Andriani (SMPN 5), Tasya Tamara (SMPN 3), Risqa Ruviana (SMPN 4), Muklas Andika Wijaya (SMKN 4), Yudha Ria Pratama (SMAN 2), Vitessa Novitawati (SMAN 4), Maulana Ghulam Hanifa (SMAN 1), Nicko Syaifuddin Al-Haq R. (SMPN 3), Riski Amalia (SMPN 4), Anissa Felia N.H (SMPN 5) dan Windy Alvionita (SMPN 3), terimakasih atas kontribusi kalian pada perencanaan pembangunan kota kita ini melalui artikel futuristik kalian yang hebat. Teruslah berkarya dan belajar!
 
Ikatlah ilmu itu dengan menuliskannya! Untuk para pelajar lain, yang belum berkesempatan dan untuk semua pelajar, masih banyak kesempatan untuk unjuk karya kalian. Persoalan masih mengalir setiap hari. Tergantung kalian, melewatkannya begitu saja, ataukah menangkapnya, meramunya dan menjadikannya karya tulis yang hebat. Dan kalian punya 2 opsi saja dalam hidup: melewatkan setiap waktu berharga dan memboroskan umur kalian untuk hal-hal yang tak jelas dan berakhir dengan tak memperoleh apa-apa selama masa studi, atau bertindak cerdas dengan menanyakan kepada diri sendiri: sudah bisa apakah aku? Dan lakukan sesuatu untuk bangkit! Kegiatan menulis, merengkuh beberapa aspek pembelajaran sekaligus: menggali informasi dan referensi sebanyak-banyaknya (membaca, diskusi, dll), observasi (melatih ketajaman indera keilmuan), melatih kemampuan menganalisis, logika, berpikir sistematis dan terstruktur, menajamkan keterampilan berbahasa, melatih kejujuran, tanggung-jawab dan percaya diri. 

Tulisan kalian adalah aktualisasi diri kalian.
 

Kepada para guru pembimbing, terimakasih telah memberikan bimbingan. Juga para orangtua siswa yang telah memberikan dukungan bagi putra-putrinya. Untuk para juri, yaitu Bapak Noviansyah Rizal, SE., MM (STIA Bayuangga), Bapak Drs. Suhardji (STAI Muhammadyah) dan Bapak Muhammad Sonhaji, S.Sos., M.Si (Jarlitbang/ Bappeda), yang telah menyeleksi, menguji dan mengantarkan para juara muda ini hingga karyanya bisa dinikmati oleh para pelajar di kota ini, para guru, orangtua, pejabat pemerintah kota Probolinggo dan kalangan masyarakat luas. Terimakasih juga untuk rekan-rekan Jaringan Penelitian dan Pengembangan (Jarlitbang) Kota Probolinggo dan Kepala Bappeda, Bapak Ir. Budi Krisyanto, M.Si atas dukungan dan fasilitasinya.

Pemikiran bening semacam ini perlu terus dieksplorasi dan didayagunakan. Supaya slogan ”anak muda adalah tunas bangsa” tak hanya sekadar menjadi penghias halaman buku dan pemanis pidato saja. Dan kota ini insya Allah akan menjadi seperti yang diimpikan oleh para pelajar cerdas kita ini sebagaimana ditulis di artikel mereka dalam buku ini.
 
Kolaborasi dan pemikiran ”anak-anak” (pelajar) dan ”orang tua” (akademisi, praktisi, pelaku pembangunan, aparat pemerintahan, dsb) akan menjadi ramuan baru yang menyehatkan pergulatan pemikiran pembangunan. Di sisi lain, sebagai upaya mengeluarkan anak-anak (pelajar) dari kungkungan terali besi pembelajaran yang mengekang kreativitas. Anak-anak memerlukan lebensraum (ruang hidup) dalam pembelajaran kreatif yang kontekstual untuk meledakkan potensi mereka yang luar biasa. Semoga buku ini bermanfaat dan menginspirasi kita semua dalam memberdayakan potensi lokal untuk upaya bersama pembelajaran dan pembangunan masyarakat. Amin.

Probolinggo, Mei 2010

Editor
Wawan E. Kuswandoro, S.Sos., M.Si
Ketua Dewan Pendidikan Kota Probolinggo,
Anggota Jaringan Penelitian dan Pengembangan (Jarlitbang) Kota Probolinggo





Tulisan ini saya muat ulang di blog ini karena masih relevan dan menarik bagi penghargaan atas karya anak-anak dan pengayaan ide untuk pembangunan daerah
 

No comments:

Post a Comment