Wednesday, November 4, 2015

Revitalisasi Sarana dan Prasarana Pasar Tradisional di Kota Probolinggo



Revitalisasi Sarana dan Prasarana Pasar Tradisional di Kota Probolinggo
Fitri Wulan Andriani

Artikel ini berupaya untuk memberikan gagasan revitalisasi wajah pasar tradisional yang ada di kota Probolinggo, secara khusus membahas tentang Pasar Baru yang merupakan sentra pasar tradisional di kota Probolinggo. Sebagai sentra pasar tradisional yang ada di kota Probolinggo karena letaknya yang strategis di pusat kota, seharusnya Pasar Baru dilengkapi dengan fasilitas yang lengkap, sarana dan prasarana memadai dengan bangunan yang layak dan kondisi yang baik dilihat dari segi kenyamanan dan kesehatan agar dapat memberikan pelayanan yang baik pada konsumen. Memang ini adalah konsep yang sederhana untuk mengubah wajah pasar tradisional di Probolinggo ini menjadi lebih baik dan berkualitas, namun akan menghasilkan sesuatu yang bernilai besar jika dengan pasar tradisional mampu membuat kota Probolinggo dikenal sampai di seluruh propinsi di negara ini  karena memiliki ciri khas. Berikut ini adalah berbagai ide dan gagasan dalam upaya revitalisasi Pasar Baru kota Probolinggo.
 
Pasar merupakan tempat dimana penjual dan pembeli melakukan interaksi aktif mereka dengan menukar uang dan barang yang mereka inginkan. Jika diartikan sempit,  disinilah tempat untuk membeli barang - barang yang dibutuhkan oleh pembeli, dan di tempat ini pula penjual dapat mendapatkan biaya hidup mereka sehari–hari dengan menjual dagangan mereka kepada para pembeli. Pasar secara umum dibedakan menjadi pasar tradisional dan pasar modern.
Menurut pengertian dari keduanya, tidak ada perbedaan yang mencolok yang timbul antara pasar tradisional dan pasar modern. Hanya saja jika di pasar tradisional, penjual langsung berinteraksi dengan pembeli, sedangkan di pasar modern pembeli memilih sendiri (melayani sendiri) barang belanjaannya dan dibayar di kasir. Namun, secara fisik, kuantitas harga, maupun suasana, antara pasar modern dengan pasar tradisional memiliki perbedaan yang sangat mencolok. Tidak heran jika sebagian besar warga memilih untuk berbelanja di pasar–pasar modern di Probolinggo ini seperti Sinar Terang, KDS, Giant ataupun supermarket–supermarket lain terkait dengan tempatnya yang nyaman dan pelayanannya yang praktis.
Suasana di pasar modern sangat berbeda dengan pasar tradisional yang kumuh, becek, dan juga memiliki aroma yang tidak sedap. Kondisi itulah yang terlihat di pasar–pasar tradisional di Probolinggo ini. Misalkan saja di Pasar Baru Probolinggo. Belum lagi di pasar tradisional lain seperti di Pasar Wonoasih, Pasar Mangunharjo, dan pasar lainnya, kumuh dan tak teratur. Dengan keadaan seperti ini tentu saja pembeli lebih memilih untuk berbelanja di supermarket–supermarket yang sekarang ini mulai merebak di daerah– daerah perumahan ataupun pinggir tiap kelurahan di kota ini. Minimarket kecil seperti Alfamart, Indomaret dan berbagai mini market lain di kota ini memberikan fasilitas yang nyaman bagi para pembeli. Ditambah lagi, barang yang dulunya hanya dapat ditemukan di pasar seperti lauk pauk dan sayur mayur untuk bahan memasak telah dijual di supermarket kota. Hal ini semakin membuat minat pembeli pasar tradisional semakin berkurang.
Semakin berkurangnya pembeli di pasar tradisional ini disebabkan oleh faktor–faktor yang terkait dengan sarana dan prasarana pasar tradisional yang lebih buruk dibandingkan pasar modern. Seperti yang telah kita rasakan di pasar tradisional saat ini, tempatnya begitu kumuh, tidak teratur, sanitasi yang tidak lancar sehingga menyebabkan sering terjadi banjir jika hujan tiba, bau yang kurang sedap karena sampah yang menumpuk serta pergantian udara yang tidak lancar akibatnya bisa berdampak pada kesehatan penjual dan pembeli sendiri. Hal tersebut membuat para pembeli di tingkat menengah ke atas lebih memilih untuk berbelanja kebutuhan mereka di pasar – pasar modern. Namun, bukan berarti pula bahwa pasar tradisional harus punah atau ditiadakan. Justru di pasar tradisional inilah letak ciri khas bangsa Indonesia berada. Jika pasar tradisional ditiadakan, maka hal tersebut justru akan membuat tingkat pengangguran semakin bertambah dan masyarakat kalangan menengah tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari–harinya, sehingga diperlukan adanya suatu pemikiran untuk mengubah keadaan ini menjadi lebih baik.
Jika kita bayangkan, seandainya pasar tradisional tersebut diperbaharui minimal dengan memperindah suasana dalam pasar, mengatur kios–kios pedagang dan mendanai untuk pembangunan kios tersebut, atau bisa juga ditambahkan dengan perbaikan lantai dasar pasar yang layak pakai (pemberian paving) sehingga pada saat musim hujan tidak menimbulkan becek, otomatis minat pembeli akan meningkat. Hal itulah yang seharusnya dilakukan oleh Pemerintah Kota Probolinggo di masa depan guna meningkatkan taraf hidup masyarakatnya.
Artikel ini berupaya untuk memberikan gagasan revitalisasi wajah pasar tradisional yang ada di kota Probolinggo, secara khusus membahas tentang Pasar Baru yang merupakan sentra pasar tradisional di kota Probolinggo. Sebagai sentra pasar tradisional yang ada di kota Probolinggo karena letaknya yang strategis di pusat kota, seharusnya Pasar Baru dilengkapi dengan fasilitas yang lengkap, sarana dan prasarana memadai dengan bangunan yang layak dan kondisi yang baik dilihat dari segi kenyamanan dan kesehatan agar dapat memberikan pelayanan yang baik pada konsumen. Memang ini adalah konsep yang sederhana untuk mengubah wajah pasar tradisional di Probolinggo ini menjadi lebih baik dan berkualitas, namun akan menghasilkan sesuatu yang bernilai besar jika dengan pasar tradisional mampu membuat kota Probolinggo dikenal sampai di seluruh propinsi di negara ini  karena memiliki ciri khas. Berikut ini adalah berbagai ide dan gagasan dalam upaya revitalisasi Pasar Baru kota Probolinggo:
1.   Segi bangunan
     Perlu adanya renovasi bangunan pasar dengan ketentuan sebagai berikut :
a.   Lantai dibuat dari bahan porselin dengan tujuan menjadikan pasar lebih bersih, permukaannya rata dan tidak becek ketika hujan.
b.   Kios-kios juga dibuat permanen berupa dengan meja dari bahan semen yang ditutup dengan porselin yang juga akan menjadi lebih tertata rapi, bersih dan kuat.
c.   Pengaturan kios berdasarkan jenis/golongan barang yang dijual misalnya sayur dikelompokkan ke jenis sayuran dikelompok-kan tersendiri sehingga akan memudahkan pembeli untuk mencari barang yang diinginkan serta memudahkan juga dalam mengelompokkan sampah buangannya. Tiap kelompok juga diberi tulisan berupa papan nama agar lebih jelas dalam pencarian. Dalam artikel ini penulis mengusulkan pengelompokkan kios yang diistilahkan dengan sebutan sentra antara lain: sentra busana, sentra perabot dapur       , sentra oleh-oleh khas, sentra buah-buahan, sentra ikan basah, sentra ikan kering, sentra daging/ayam, sentra sayuran, sentra sembako, sentra bumbu dapur/toga, sentra jajanan tradisional/ lauk matang.
d.   Di setiap kelompok barang yang dijual dilengkapi dengan sanitasi/pembuangan air yang berada di sepanjang jalan berupa lubang-lubang kecil yang dibatasi besi-besi sehingga aliran air akan lancar.
e.   Atap bangunan dibuat tinggi dengan ditambahi bahan yang terbuat dari fiber sehingga sinar matahari dapat masuk ke dalam ruangan tapi tanpa menimbulkan kegerahan konsumen karena sirkulasi udara yang lancar.
f.    Jalan sentral untuk pembeli dibuat lebih luas sehingga pembeli tidak akan berdesak-desakan di pasar.
g.   Fasilitas kamar mandi disesuaikan dengan luas bangunan dan banyaknya penjual sehingga akan lebih bersih dan sehat.
h.   Perlu dilengkapi pula dengan mushola kecil di bangunan luar bisa sehingga pembeli atau penjual bisa tetap melaksanakan ibadah, selain juga mendukung program pemerintah untuk menjadikan Probolinggo menjadi kota yang beriman.
i.    Ada area parkir khusus roda dua dan roda empat yang ada di sepanjang jalan cut nyak dien yang tujuannya mengatur kendaraan penjual dan pembeli agar tidak mengganggu lalu lintas utama di jalan pahlawan karena adanya kendaraan yang lewat seenaknya menjadikan di wilayah niaga sering terjadi kecelakaan. Selain itu juga meningkatkan keamanan. Konsep ini berdampak ditutupnya jalan cut nyak dien sebagai perlintasan kendaraan menuju jalan panglima sudirman karena saat ini kenyataan yang ada membuat lalu lintas menjadi sumpek.
j.    Pintu utama tidak lagi di jalan pahlawan tetapi diganti di jalan cut nyak dien sehingga lebih lebar dan memudahkan pengaturannya. Gambar pengaturan pasar terlampir di denah lokasi revitalisasi pasar pada halaman berikutnya.

2.   Mengadakan kerja bakti pasar teratur guna merawat pasar tradisional dan peduli terhadap kebersihan. Perlu adanya sampah di tiap kios sehingga tiap penjual bisa bertanggungjawab terhadap kebersihan pasar juga dan perlu juga adanya perda yang mengatur secara khusus tanggungjawab penjual dan pembeli di pasar.
3.   Memberikan penyuluhan umum terhadap masyarakat kota tentang berbelanja di pasar tradisional. Kegiatan ini dapat meluruskan paham negatif terhadap pasar tradisional yang di pegang oleh masyarakat umum. Dengan demikian mereka bisa mengenal pasar tradisional dengan baik.
Demikian tadi paparan berkenaan tentang revitalisasi sarana dan prasarana pasar tradisional di kota Probolinggo. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan kondisi dan kualitas pasar di Probolinggo terutama Pasar Baru sebagai sentra pasar tradisional di kota Probolinggo untuk mengubah wajah pasar tradisional menjadi sentra jual beli yang nyaman, bersih, aman, harga yang terjangkau dan mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat kota Probolinggo.***

No comments:

Post a Comment