Revitalisasi Sarana dan Prasarana Pasar Tradisional di Kota Probolinggo
Fitri Wulan Andriani
Artikel ini berupaya untuk memberikan gagasan revitalisasi wajah pasar
tradisional yang ada di kota Probolinggo, secara khusus membahas
tentang Pasar Baru yang merupakan sentra pasar tradisional di kota Probolinggo.
Sebagai sentra pasar tradisional yang ada di kota Probolinggo karena letaknya
yang strategis di pusat kota, seharusnya Pasar Baru dilengkapi dengan fasilitas
yang lengkap, sarana dan prasarana memadai dengan bangunan yang layak dan
kondisi yang baik dilihat dari segi kenyamanan dan kesehatan agar dapat
memberikan pelayanan yang baik pada konsumen. Memang ini adalah konsep yang
sederhana untuk mengubah wajah pasar tradisional di Probolinggo ini menjadi
lebih baik dan berkualitas, namun akan menghasilkan sesuatu yang bernilai besar
jika dengan pasar tradisional mampu membuat kota Probolinggo dikenal sampai di
seluruh propinsi di negara ini karena
memiliki ciri khas. Berikut ini adalah berbagai ide dan gagasan dalam upaya revitalisasi
Pasar Baru kota Probolinggo.
Pasar merupakan tempat dimana penjual dan pembeli melakukan interaksi aktif
mereka dengan menukar uang dan barang yang mereka inginkan. Jika diartikan
sempit, disinilah tempat untuk membeli
barang - barang yang dibutuhkan oleh pembeli, dan di tempat ini pula penjual
dapat mendapatkan biaya hidup mereka sehari–hari dengan menjual dagangan mereka
kepada para pembeli. Pasar secara umum dibedakan menjadi pasar tradisional dan pasar
modern.
Menurut pengertian dari keduanya, tidak ada perbedaan yang mencolok yang
timbul antara pasar tradisional dan pasar modern. Hanya saja jika di pasar
tradisional, penjual langsung berinteraksi dengan pembeli, sedangkan di pasar
modern pembeli memilih sendiri (melayani sendiri) barang belanjaannya dan
dibayar di kasir. Namun, secara fisik, kuantitas harga, maupun suasana, antara
pasar modern dengan pasar tradisional memiliki perbedaan yang sangat mencolok.
Tidak heran jika sebagian besar warga memilih untuk berbelanja di pasar–pasar
modern di Probolinggo ini seperti Sinar Terang, KDS, Giant ataupun
supermarket–supermarket lain terkait dengan tempatnya yang nyaman dan
pelayanannya yang praktis.
Suasana di pasar modern sangat berbeda dengan pasar tradisional yang kumuh,
becek, dan juga memiliki aroma yang tidak sedap. Kondisi itulah yang terlihat
di pasar–pasar tradisional di Probolinggo ini. Misalkan saja di Pasar Baru
Probolinggo. Belum lagi di pasar tradisional lain seperti di Pasar Wonoasih,
Pasar Mangunharjo, dan pasar lainnya, kumuh dan tak teratur. Dengan keadaan
seperti ini tentu saja pembeli lebih memilih untuk berbelanja di
supermarket–supermarket yang sekarang ini mulai merebak di daerah– daerah
perumahan ataupun pinggir tiap kelurahan di kota ini. Minimarket kecil seperti
Alfamart, Indomaret dan berbagai mini market lain di kota ini memberikan
fasilitas yang nyaman bagi para pembeli. Ditambah lagi, barang yang dulunya
hanya dapat ditemukan di pasar seperti lauk pauk dan sayur mayur untuk bahan
memasak telah dijual di supermarket kota. Hal ini semakin membuat minat pembeli
pasar tradisional semakin berkurang.
Semakin berkurangnya pembeli di pasar tradisional ini
disebabkan oleh faktor–faktor yang terkait dengan sarana dan prasarana pasar
tradisional yang lebih buruk dibandingkan pasar modern. Seperti yang telah kita
rasakan di pasar tradisional saat ini, tempatnya begitu kumuh, tidak teratur,
sanitasi yang tidak lancar sehingga menyebabkan sering terjadi banjir jika
hujan tiba, bau yang kurang sedap karena sampah yang menumpuk serta pergantian
udara yang tidak lancar akibatnya bisa berdampak pada kesehatan penjual dan
pembeli sendiri. Hal tersebut membuat para pembeli di tingkat menengah ke atas
lebih memilih untuk berbelanja kebutuhan mereka di pasar – pasar modern. Namun,
bukan berarti pula bahwa pasar tradisional harus punah atau ditiadakan. Justru
di pasar tradisional inilah letak ciri khas bangsa Indonesia berada. Jika pasar
tradisional ditiadakan, maka hal tersebut justru akan membuat tingkat
pengangguran semakin bertambah dan masyarakat kalangan menengah tidak dapat
memenuhi kebutuhan sehari–harinya, sehingga diperlukan adanya suatu pemikiran
untuk mengubah keadaan ini menjadi lebih baik.
Jika kita bayangkan, seandainya pasar tradisional tersebut diperbaharui minimal dengan memperindah
suasana dalam pasar, mengatur kios–kios pedagang dan mendanai untuk pembangunan
kios tersebut, atau bisa juga ditambahkan dengan perbaikan lantai dasar pasar
yang layak pakai (pemberian paving) sehingga pada saat musim hujan tidak
menimbulkan becek, otomatis minat pembeli akan meningkat. Hal itulah yang
seharusnya dilakukan oleh Pemerintah Kota Probolinggo di masa depan guna
meningkatkan taraf hidup masyarakatnya.
Artikel ini berupaya untuk memberikan gagasan revitalisasi wajah pasar
tradisional yang ada di kota Probolinggo, secara khusus membahas
tentang Pasar Baru yang merupakan sentra pasar tradisional di kota Probolinggo.
Sebagai sentra pasar tradisional yang ada di kota Probolinggo karena letaknya
yang strategis di pusat kota, seharusnya Pasar Baru dilengkapi dengan fasilitas
yang lengkap, sarana dan prasarana memadai dengan bangunan yang layak dan
kondisi yang baik dilihat dari segi kenyamanan dan kesehatan agar dapat
memberikan pelayanan yang baik pada konsumen. Memang ini adalah konsep yang
sederhana untuk mengubah wajah pasar tradisional di Probolinggo ini menjadi
lebih baik dan berkualitas, namun akan menghasilkan sesuatu yang bernilai besar
jika dengan pasar tradisional mampu membuat kota Probolinggo dikenal sampai di
seluruh propinsi di negara ini karena
memiliki ciri khas. Berikut ini adalah berbagai ide dan gagasan dalam upaya revitalisasi
Pasar Baru kota Probolinggo:
1.
Segi bangunan
Perlu
adanya renovasi bangunan pasar dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Lantai dibuat dari bahan porselin dengan tujuan
menjadikan pasar lebih bersih, permukaannya rata dan tidak becek ketika hujan.
b. Kios-kios juga dibuat permanen berupa dengan meja dari
bahan semen yang ditutup dengan porselin yang juga akan menjadi lebih tertata
rapi, bersih dan kuat.
c. Pengaturan kios berdasarkan jenis/golongan barang yang
dijual misalnya sayur dikelompokkan ke jenis sayuran dikelompok-kan tersendiri
sehingga akan memudahkan pembeli untuk mencari barang yang diinginkan serta
memudahkan juga dalam mengelompokkan sampah buangannya. Tiap kelompok juga diberi
tulisan berupa papan nama agar lebih jelas dalam pencarian. Dalam artikel ini
penulis mengusulkan pengelompokkan kios yang diistilahkan dengan sebutan sentra antara lain: sentra busana, sentra perabot
dapur , sentra oleh-oleh
khas, sentra buah-buahan, sentra ikan basah, sentra ikan kering, sentra daging/ayam, sentra sayuran, sentra sembako, sentra bumbu
dapur/toga, sentra jajanan
tradisional/ lauk matang.
d. Di setiap kelompok barang yang dijual dilengkapi dengan
sanitasi/pembuangan air yang berada di sepanjang jalan berupa lubang-lubang
kecil yang dibatasi besi-besi sehingga aliran air akan lancar.
e. Atap bangunan dibuat tinggi dengan ditambahi bahan yang
terbuat dari fiber sehingga sinar matahari dapat masuk ke dalam ruangan tapi
tanpa menimbulkan kegerahan konsumen karena sirkulasi udara yang lancar.
f. Jalan sentral untuk pembeli dibuat lebih luas sehingga
pembeli tidak akan berdesak-desakan di pasar.
g. Fasilitas kamar mandi disesuaikan dengan luas bangunan
dan banyaknya penjual sehingga akan lebih bersih dan sehat.
h. Perlu dilengkapi pula dengan mushola kecil di bangunan
luar bisa sehingga pembeli atau penjual bisa tetap melaksanakan ibadah, selain
juga mendukung program pemerintah untuk menjadikan Probolinggo menjadi kota
yang beriman.
i. Ada area parkir khusus roda dua dan roda empat yang ada
di sepanjang jalan cut nyak dien yang tujuannya mengatur kendaraan penjual dan
pembeli agar tidak mengganggu lalu lintas utama di jalan pahlawan karena adanya
kendaraan yang lewat seenaknya menjadikan di wilayah niaga sering terjadi
kecelakaan. Selain itu juga meningkatkan keamanan. Konsep ini berdampak
ditutupnya jalan cut nyak dien sebagai perlintasan kendaraan menuju jalan
panglima sudirman karena saat ini kenyataan yang ada membuat lalu lintas menjadi
sumpek.
j. Pintu utama tidak lagi di jalan pahlawan tetapi diganti
di jalan cut nyak dien sehingga lebih lebar dan memudahkan pengaturannya.
Gambar pengaturan pasar terlampir di denah lokasi revitalisasi pasar pada
halaman berikutnya.
2. Mengadakan kerja bakti
pasar teratur guna merawat pasar
tradisional dan peduli terhadap kebersihan. Perlu adanya sampah di tiap kios
sehingga tiap penjual bisa bertanggungjawab terhadap kebersihan pasar juga dan
perlu juga adanya perda yang mengatur secara khusus tanggungjawab penjual dan
pembeli di pasar.
3. Memberikan penyuluhan umum terhadap masyarakat kota
tentang berbelanja di pasar tradisional. Kegiatan ini dapat meluruskan paham
negatif terhadap pasar tradisional yang di pegang oleh masyarakat umum. Dengan
demikian mereka bisa mengenal pasar tradisional dengan baik.
Demikian tadi paparan berkenaan tentang revitalisasi sarana dan
prasarana pasar tradisional di kota Probolinggo. Upaya ini diharapkan dapat
meningkatkan kondisi dan kualitas pasar di Probolinggo terutama Pasar Baru
sebagai sentra pasar tradisional di kota Probolinggo untuk mengubah wajah pasar
tradisional menjadi sentra jual beli yang nyaman, bersih, aman, harga yang
terjangkau dan mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat kota Probolinggo.***
No comments:
Post a Comment