Kota Probolinggo Masa Depan: Singapura Baru
Nikkolai Ali Akbar
Velayati
Potensi kota Probolinggo beserta masalah yang bakal dihadapi di masa depan dengan solusi yang dipaparkan di atas, jika dikelola secara tepat dan kreatif akan melahirkan sebuah terobosan baru yang dapat membawa kota Probolinggo menjadi seperti Singapura. Maksudnya, potensi kota Probolinggo pada dasarnya mirip potensi Singapura, yaitu posisi silang yang strategis, sumberdaya alam terbatas, wilayah tergolong kecil dan memiliki pelabuhan. Sehingga yang harus dilakukan adalah pengembangan sektor layanan jasa seperti yang dilakukan oleh Singapura.
Singapura (pulau Singapura), pada awalnya merupakan kampung nelayan yang dihuni oleh suku Melayu. Sejak kemerdekaannya dari Malaysia pada tahun 1965, standar kehidupan di negara Singapura meningkat secara tajam. Singapura membangun dengan pesat dan menjadi sebuah negara yang sukses dari segi ekonomi. Ia mempunyai perhubungan dagang yang kuat, sebuah pelabuhan yang sibuk. Singapura merupakan negara terkaya di dunia dalam peringkat ke-18. Meskipun Singapura memiliki wilayah dan relatif kecil, Singapura mempunyai simpanan dana cadangan sebesar US$139 milyar[3]. Kota Probolinggo juga memiliki kesempatan yang sama seperti Singapura. Yang perlu dilakukan adalah dengan memadukan kekuatan potensi dan solusi atas masalah yang ada seperti paparan di atas, sehingga muncullah gagasan baru yang dapat mengantarkan kota Probolinggo masa depan sebagai “Singapura baru”.
Kota Probolinggo, sebuah kota di wilayah propinsi Jawa Timur, terletak di sebelah timur kota Surabaya di antara jalur Surabaya – Banyuwangi. Kota Probolinggo mempunyai posisi di tengah-tengah, menghubungkan daerah-daerah sekitarnya dengan jarak yang kurang lebih sama, mulai dari Pasuruan hingga Banyuwangi yang disebut daerah Tapal Kuda. Kota ini berpenduduk sebanyak 215.158 jiwa[1] dengan luas wilayah sekitar 56,667 km² dan terbagi menjadi 5 kecamatan. Letaknya yang strategis di daerah sebelah timur ibukota provinsi, merupakan potensi untuk menjadikan kota Probolinggo sebagai pusat dari berbagai bidang. Ke depan, kota ini dapat menjelma menjadi kota pusat layanan jasa terkemuka. Berbagai permasalahan mungkin saja muncul, namun dengan penanganan yang tepat dan dipadu dengan potensi yang khas dan unik, akan menjadi peluang untuk berkembang.
Potensi, Permasalahan dan Solusi
Pertama, kota Probolinggo memiliki posisi strategis yakni
posisi silang di antara daerah-daerah tetangga, sehingga dapat mengembangkan
bidang perdagangan, pelayanan jasa, pendidikan dan wisata. Pemerintah kota
dapat membangun sentra perdagangan dan pelayanan jasa, pendidikan dan wisata
yang dibutuhkan baik oleh warga kota Probolinggo maupun warga daerah
sekitarnya, sehingga kota Probolinggo menjadi kota tujuan orang-orang dari
daerah lain yang ingin berbelanja, sekolah, kursus, berdagang, berwisata, dll.
Letak strategis ini juga
dapat dikembangkan agar kota Probolinggo selalu didatangi orang baik yang
melalui jalur darat maupun laut sehingga dapat menjadi kota singgahan yang
ramai. Karena itu diperlukan mengembangkan fasilitas-fasilitas yang mendukung
supaya menjadi lebih bagus. Selain itu, pelabuhan Tanjung Tembaga dapat
dikembangkan menjadi pelabuhan dagang yang ramai.
Pengembangan tersebut dapat menjadikan kota
Probolinggo berkembang menjadi daerah
khas dan nyaman untuk tujuan pendidikan, wisata, usaha, maupun sekedar singgah
sebelum meneruskan perjalanan ke daerah lain. Orang-orang luar daerah yang datang ke kota Probolinggo
menjadi betah dan akan menetap lebih lama. Karenanya, dibutuhkan fasilitas yang
baik untuk menunjang kebutuhan mereka, antara lain hotel/ penginapan, hiburan,
tempat belanja yang lengkap, sentra oleh-oleh khas kota Probolinggo,
transportasi dalam kota yang menarik dan khas seperti di Yogyakarta, money changer, internet, dsb.
Orang-orang yang datang tersebut juga membutuhkan pelayanan dari pemerintah.
Karenanya, pemerintah kota harus memberikan pelayanan yang baik. Hal ini bisa
membuat orang-orang tersebut menjadi senang, betah, dan dapat menarik lebih
banyak lagi orang untuk datang ke kota Probolinggo. Jika kota Probolinggo
menjadi ramai, maka warga kota bisa berjualan.
Kedua, di kota Probolinggo terdapat beberapa sekolah yang
berstandar SBI (Sekolah Bertaraf Internasional), di antaranya adalah SMPN 1,
SMPN 5, SMAN 1 dan SMKN 2. Sedangkan sekolah-sekolah lainnya berstandar
nasional atau SSN (Sekolah Standar Nasional) dan swasta. Juga banyak madrasah
di pondok pesantren. Pengembangan sekolah-sekolah tersebut ke depan, dapat
menjadikan kota Probolinggo terkenal dengan pendidikan yang bermutu dan dibutuhkan
banyak orang, misalnya kelautan,
budidaya mangga dan anggur, kuliner, bahasa Inggris di sekolah-sekolah SBI,
bahasa Arab di pesantren, dsb.
Ketiga, pada masa
mendatang diperkirakan penduduk kota
Probolinggo akan bertambah pesat, yang juga menyebabkan bertambahnya kebutuhan
akan perumahan, sementara lahannya tidak bertambah. Untuk menyelesaikan masalah
tersebut adalah dengan tidak membangun bangunan di lahan pertanian melainkan di
lahan lain yang bukan pertanian serta membuat rumah susun atau apartemen.
Keempat, masalah sampah. Timbulan sampah kota Probolinggo mencapai 830 m³/hari[2], terdiri dari sampah organik yang berasal dari pasar dan rumah
tangga dan sampah anorganik seperti plastik, kaleng, botol, dll. Untuk itu, pemerintah perlu lebih
menggalakkan pengolahan sampah, antara lain dengan cara menggunakan teknologi composting untuk mengolah sampah organik
menjadi kompos, dengan cara menggunakan aero composter di rumah-rumah penduduk, pasar, sekolah, pondok pesantren, kantor
dan tempat lain yang memiliki timbulan sampah organik. Sedangkan sampah
anorganik, dengan cara mendaur ulang menjadi barang kerajinan
tangan yang dapat diproduksi secara masal dan dijual.
Kelima, masalah transportasi. Di masa mendatang, dapat diprediksi bahwa jumlah
kendaraan pribadi dan umum akan semakin banyak, sementara lahan atau jalan yang
digunakan tetap, sehingga akan terjadi kepadatan jumlah kendaraan dan
lalulintas. Untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menghemat lahan yaitu
membangun jalan layang, transportasi
bawah tanah, melakukan pembatasan penggunaan kendaraan pribadi dan
memperbanyak sekaligus memperbaiki layanan transportasi
umum. Jika ingin memakai kendaraan pribadi, sebaiknya berisi minimal 4
orang, jika kurang dari itu, harus menggunakan transportasi umum. Pengaturan
jumlah kendaraan ini juga dapat mengurangi polusi udara.
Keenam, dampak urbanisasi.
Banyaknya orang desa yang datang ke kota, menyebabkan bertambahnya persoalan
ketenagakerjaan di kota Probolinggo. Mereka umumnya tidak memiliki keterampilan
yang memadai seperti yang dibutuhkan perusahaan, sehingga menyebabkan
bertambahnya jumlah pengangguran di kota Probolinggo. Cara untuk
menyelesaikannya yaitu dengan menyediakan pelayanan
pendidikan dan latihan kerja, dan
mempekerjakan mereka yang menganggur di tempat-tempat kerja, misalnya sebagai business guide dan tourist guide bagi para pelaku bisnis dan wisatawan yang datang ke
Kota Probolinggo.
Ketujuh, penggunaan narkoba
dan obat psikotropika yang masih marak di kalangan anak-anak muda,
khususnya remaja yang belum memiliki pendirian kuat, karena belum memiliki
pengetahuan untuk memilih mana yang salah dan mana yang benar. Faktor inilah
yang menjadi penyebab maraknya penggunaan narkoba di kalangan anak muda. Jika
masalah ini terus berkelanjutan, maka masa depan anak-anak muda kota
Probolinggo akan hancur. Untuk mengatasinya, yaitu dengan memasyarakatkan
gerakan anti narkoba agar mereka makin sadar akan bahaya narkoba, memberi
kesibukan para remaja dengan memberi kesempatan
berkreasi dan menyalurkan hobinya,
melibatkan mereka pada kegiatan sosial kemasyarakatan bersama pemerintah, LSM,
perguruan tinggi, dan organisasi masyarakat. Dengan demikian dapat
mengurangi kekosongan waktu yang dapat memicu keinginan untuk melakukan
perbuatan negatif. Dalam hal ini sekolah-sekolah harus bekerjasama sama dengan
pihak-pihak tersebut.
Pengembangan Ke Depan: Singapura Baru?
Potensi kota Probolinggo beserta masalah yang bakal dihadapi di masa depan dengan solusi yang dipaparkan di atas, jika dikelola secara tepat dan kreatif akan melahirkan sebuah terobosan baru yang dapat membawa kota Probolinggo menjadi seperti Singapura. Maksudnya, potensi kota Probolinggo pada dasarnya mirip potensi Singapura, yaitu posisi silang yang strategis, sumberdaya alam terbatas, wilayah tergolong kecil dan memiliki pelabuhan. Sehingga yang harus dilakukan adalah pengembangan sektor layanan jasa seperti yang dilakukan oleh Singapura. Singapura (pulau Singapura), pada awalnya merupakan kampung nelayan yang dihuni oleh suku Melayu. Sejak kemerdekaannya dari Malaysia pada tahun 1965, standar kehidupan di negara Singapura meningkat secara tajam. Singapura membangun dengan pesat dan menjadi sebuah negara yang sukses dari segi ekonomi. Ia mempunyai perhubungan dagang yang kuat, sebuah pelabuhan yang sibuk. Singapura merupakan negara terkaya di dunia dalam peringkat ke-18. Meskipun Singapura memiliki wilayah dan relatif kecil, Singapura mempunyai simpanan dana cadangan sebesar US$139 milyar[3]. Kota Probolinggo juga memiliki kesempatan yang sama seperti Singapura. Yang perlu dilakukan adalah dengan memadukan kekuatan potensi dan solusi atas masalah yang ada seperti paparan di atas, sehingga muncullah gagasan baru yang dapat mengantarkan kota Probolinggo masa depan sebagai “Singapura baru”. Upaya yang dapat ditempuh diantaranya adalah dengan mengembangkan fasilitas yang bagus untuk menunjang perdagangan, jasa, pendidikan, wisata yang khas, membangun sarana olahraga, hiburan dan rekreasi seperti musik, dll. Juga, solusi atas masalah yang ada seperti paparan di atas, dapat menunjang upaya ini. Mungkin masih banyak potensi lain yang dapat dikembangkan untuk membangun kota Probolinggo masa depan menuju “Singapura baru”. Ini adalah sekelumit gagasan dan “impian” penulis selaku warga dan pelajar kota Probolinggo yang kelak menjadi “penghuni masa depan” kota ini.***
No comments:
Post a Comment