Wednesday, November 4, 2015

Kota Probolinggo Masa Depan: Singapura Baru




Kota Probolinggo Masa Depan: Singapura Baru


Nikkolai Ali Akbar Velayati
 


Artikel ini memaparkan kota Probolinggo di masa depan dengan melihat potensi dan permasalahannya yang dipadukan dengan solusi dan gagasan penulis untuk masa depan kota Probolinggo. 

Potensi kota Probolinggo beserta masalah yang bakal dihadapi di masa depan dengan solusi yang dipaparkan di atas, jika dikelola secara tepat dan kreatif akan melahirkan sebuah terobosan baru yang dapat membawa kota Probolinggo menjadi seperti Singapura. Maksudnya, potensi kota Probolinggo pada dasarnya mirip potensi Singapura, yaitu posisi silang yang strategis, sumberdaya alam terbatas, wilayah tergolong kecil dan memiliki pelabuhan. Sehingga yang harus dilakukan adalah pengembangan sektor layanan jasa seperti yang dilakukan oleh Singapura. 

Singapura (pulau Singapura), pada awalnya merupakan kampung nelayan yang dihuni oleh suku Melayu. Sejak kemerdekaannya dari Malaysia pada tahun 1965, standar kehidupan di negara Singapura meningkat secara tajam. Singapura membangun dengan pesat dan menjadi sebuah negara yang sukses dari segi ekonomi. Ia mempunyai perhubungan dagang yang kuat, sebuah pelabuhan yang sibuk. Singapura merupakan negara terkaya di dunia dalam peringkat ke-18. Meskipun Singapura memiliki wilayah dan relatif kecil, Singapura mempunyai simpanan dana cadangan sebesar US$139 milyar[3]. Kota Probolinggo juga memiliki kesempatan yang sama seperti Singapura. Yang perlu dilakukan adalah dengan memadukan kekuatan potensi dan solusi atas masalah yang ada seperti paparan di atas, sehingga muncullah gagasan baru yang dapat mengantarkan kota Probolinggo masa depan sebagai “Singapura baru”

Kota Probolinggo, sebuah kota di wilayah propinsi Jawa Timur, terletak di sebelah timur kota Surabaya di antara jalur Surabaya – Banyuwangi. Kota Probolinggo mempunyai posisi di tengah-tengah, menghubungkan daerah-daerah sekitarnya dengan jarak yang kurang lebih sama, mulai dari Pasuruan hingga Banyuwangi yang disebut daerah Tapal Kuda. Kota ini berpenduduk sebanyak 215.158 jiwa[1] dengan luas wilayah sekitar 56,667 km² dan terbagi menjadi 5  kecamatan. Letaknya yang strategis di daerah sebelah timur ibukota provinsi, merupakan potensi untuk menjadikan kota Probolinggo sebagai pusat dari berbagai bidang. Ke depan, kota ini dapat menjelma menjadi kota pusat layanan jasa terkemuka. Berbagai permasalahan mungkin saja muncul, namun dengan penanganan yang tepat dan dipadu dengan potensi yang khas dan unik, akan menjadi peluang untuk berkembang. 

Potensi, Permasalahan dan Solusi

Pertama, kota Probolinggo memiliki posisi strategis yakni posisi silang di antara daerah-daerah tetangga, sehingga dapat mengembangkan bidang perdagangan, pelayanan jasa, pendidikan dan wisata. Pemerintah kota dapat membangun sentra perdagangan dan pelayanan jasa, pendidikan dan wisata yang dibutuhkan baik oleh warga kota Probolinggo maupun warga daerah sekitarnya, sehingga kota Probolinggo menjadi kota tujuan orang-orang dari daerah lain yang ingin berbelanja, sekolah, kursus, berdagang, berwisata, dll.

Letak strategis ini juga dapat dikembangkan agar kota Probolinggo selalu didatangi orang baik yang melalui jalur darat maupun laut sehingga dapat menjadi kota singgahan yang ramai. Karena itu diperlukan mengembangkan fasilitas-fasilitas yang mendukung supaya menjadi lebih bagus. Selain itu, pelabuhan Tanjung Tembaga dapat dikembangkan menjadi pelabuhan dagang yang ramai.

 Pengembangan tersebut dapat menjadikan kota Probolinggo berkembang menjadi daerah khas dan nyaman untuk tujuan pendidikan, wisata, usaha, maupun sekedar singgah sebelum meneruskan perjalanan ke daerah lain. Orang-orang luar daerah yang datang ke kota Probolinggo menjadi betah dan akan menetap lebih lama. Karenanya, dibutuhkan fasilitas yang baik untuk menunjang kebutuhan mereka, antara lain hotel/ penginapan, hiburan, tempat belanja yang lengkap, sentra oleh-oleh khas kota Probolinggo, transportasi dalam kota yang menarik dan khas seperti di Yogyakarta, money changer, internet, dsb. Orang-orang yang datang tersebut juga membutuhkan pelayanan dari pemerintah. Karenanya, pemerintah kota harus memberikan pelayanan yang baik. Hal ini bisa membuat orang-orang tersebut menjadi senang, betah, dan dapat menarik lebih banyak lagi orang untuk datang ke kota Probolinggo. Jika kota Probolinggo menjadi ramai, maka warga kota bisa berjualan.

Kedua, di kota Probolinggo terdapat beberapa sekolah yang berstandar SBI (Sekolah Bertaraf Internasional), di antaranya adalah SMPN 1, SMPN 5, SMAN 1 dan SMKN 2. Sedangkan sekolah-sekolah lainnya berstandar nasional atau SSN (Sekolah Standar Nasional) dan swasta. Juga banyak madrasah di pondok pesantren. Pengembangan sekolah-sekolah tersebut ke depan, dapat menjadikan kota Probolinggo terkenal dengan pendidikan yang bermutu dan dibutuhkan banyak orang, misalnya kelautan, budidaya mangga dan anggur, kuliner, bahasa Inggris di sekolah-sekolah SBI, bahasa Arab di pesantren, dsb.

Ketiga, pada masa mendatang diperkirakan penduduk kota Probolinggo akan bertambah pesat, yang juga menyebabkan bertambahnya kebutuhan akan perumahan, sementara lahannya tidak bertambah. Untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan tidak membangun bangunan di lahan pertanian melainkan di lahan lain yang bukan pertanian serta membuat rumah susun atau apartemen.

Keempat, masalah sampah. Timbulan sampah kota Probolinggo mencapai 830 m³/hari[2], terdiri dari sampah organik yang berasal dari pasar dan rumah tangga dan sampah anorganik seperti plastik, kaleng, botol, dll.  Untuk itu, pemerintah perlu lebih menggalakkan pengolahan sampah, antara lain dengan cara menggunakan teknologi composting untuk mengolah sampah organik menjadi kompos, dengan cara menggunakan aero composter di rumah-rumah penduduk, pasar, sekolah, pondok pesantren, kantor dan tempat lain yang memiliki timbulan sampah organik. Sedangkan sampah anorganik, dengan cara mendaur ulang menjadi barang kerajinan tangan yang dapat diproduksi secara masal dan dijual.

Kelima, masalah transportasi. Di masa mendatang, dapat diprediksi bahwa jumlah kendaraan pribadi dan umum akan semakin banyak, sementara lahan atau jalan yang digunakan tetap, sehingga akan terjadi kepadatan jumlah kendaraan dan lalulintas. Untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menghemat lahan yaitu membangun jalan layang, transportasi bawah tanah, melakukan pembatasan penggunaan kendaraan pribadi dan memperbanyak sekaligus memperbaiki layanan transportasi umum. Jika ingin memakai kendaraan pribadi, sebaiknya berisi minimal 4 orang, jika kurang dari itu, harus menggunakan transportasi umum. Pengaturan jumlah kendaraan ini juga dapat mengurangi polusi udara.

Keenam, dampak urbanisasi. Banyaknya orang desa yang datang ke kota, menyebabkan bertambahnya persoalan ketenagakerjaan di kota Probolinggo. Mereka umumnya tidak memiliki keterampilan yang memadai seperti yang dibutuhkan perusahaan, sehingga menyebabkan bertambahnya jumlah pengangguran di kota Probolinggo. Cara untuk menyelesaikannya yaitu dengan menyediakan pelayanan pendidikan dan latihan kerja, dan mempekerjakan mereka yang menganggur di tempat-tempat kerja, misalnya sebagai business guide dan tourist guide bagi para pelaku bisnis dan wisatawan yang datang ke Kota Probolinggo.

Ketujuh, penggunaan narkoba dan obat psikotropika yang masih marak di kalangan anak-anak muda, khususnya remaja yang belum memiliki pendirian kuat, karena belum memiliki pengetahuan untuk memilih mana yang salah dan mana yang benar. Faktor inilah yang menjadi penyebab maraknya penggunaan narkoba di kalangan anak muda. Jika masalah ini terus berkelanjutan, maka masa depan anak-anak muda kota Probolinggo akan hancur. Untuk mengatasinya, yaitu dengan memasyarakatkan gerakan anti narkoba agar mereka makin sadar akan bahaya narkoba, memberi kesibukan para remaja dengan memberi kesempatan berkreasi  dan menyalurkan hobinya, melibatkan mereka pada kegiatan sosial kemasyarakatan bersama pemerintah, LSM, perguruan tinggi, dan organisasi masyarakat. Dengan demikian dapat mengurangi kekosongan waktu yang dapat memicu keinginan untuk melakukan perbuatan negatif. Dalam hal ini sekolah-sekolah harus bekerjasama sama dengan pihak-pihak tersebut.

Pengembangan Ke Depan: Singapura Baru?

Potensi kota Probolinggo beserta masalah yang bakal dihadapi di masa depan dengan solusi yang dipaparkan di atas, jika dikelola secara tepat dan kreatif akan melahirkan sebuah terobosan baru yang dapat membawa kota Probolinggo menjadi seperti Singapura. Maksudnya, potensi kota Probolinggo pada dasarnya mirip potensi Singapura, yaitu posisi silang yang strategis, sumberdaya alam terbatas, wilayah tergolong kecil dan memiliki pelabuhan. Sehingga yang harus dilakukan adalah pengembangan sektor layanan jasa seperti yang dilakukan oleh Singapura. Singapura (pulau Singapura), pada awalnya merupakan kampung nelayan yang dihuni oleh suku Melayu. Sejak kemerdekaannya dari Malaysia pada tahun 1965, standar kehidupan di negara Singapura meningkat secara tajam. Singapura membangun dengan pesat dan menjadi sebuah negara yang sukses dari segi ekonomi. Ia mempunyai perhubungan dagang yang kuat, sebuah pelabuhan yang sibuk. Singapura merupakan negara terkaya di dunia dalam peringkat ke-18. Meskipun Singapura memiliki wilayah dan relatif kecil, Singapura mempunyai simpanan dana cadangan sebesar US$139 milyar[3]. Kota Probolinggo juga memiliki kesempatan yang sama seperti Singapura. Yang perlu dilakukan adalah dengan memadukan kekuatan potensi dan solusi atas masalah yang ada seperti paparan di atas, sehingga muncullah gagasan baru yang dapat mengantarkan kota Probolinggo masa depan sebagai “Singapura baru”. Upaya yang dapat ditempuh diantaranya  adalah dengan mengembangkan fasilitas yang bagus untuk menunjang perdagangan, jasa, pendidikan, wisata yang khas, membangun sarana olahraga, hiburan dan rekreasi seperti musik, dll. Juga, solusi atas masalah yang ada seperti paparan di atas, dapat menunjang upaya ini.  Mungkin masih banyak potensi lain yang dapat dikembangkan untuk membangun kota Probolinggo masa depan menuju “Singapura baru”. Ini adalah sekelumit gagasan dan “impian” penulis selaku warga dan pelajar kota Probolinggo yang kelak menjadi “penghuni masa depan” kota ini.***


[1] Kota Probolinggo Dalam Angka, Probolinggo City in Figures, 2008, Badan Pusat Statistik Kota Probolinggo dan Pemerintah Kota Probolinggo.
[2] http://3rindonesia.blogspot.com/2010/02/pembuatan-pupuk-organik-berbahan-baku.html
 [3] http://id.wikipedia.org/wiki/Singapura

No comments:

Post a Comment