Wednesday, November 4, 2015

Menyelamatkan Lingkungan Hidup Dengan Energi Terbarukan


Menyelamatkan Lingkungan Hidup Dengan Energi Terbarukan:

Biogas Kotoran Sapi

Nikkolai Ulyanov Ali-Reza MM

Aktivis Lingkungan Hidup, Ketua Dewan Perwakilan Anak (DPA) Kota Probolinggo


Pendahuluan
Krisis energi yang telah mulai membayang bakal terjadi di Indonesia, pada masa ini telah menjadi hal yang sangat serius. Pasalnya, untuk cadangan energi Indonesia mengandalkan energi berbahan dasar fosil, dan dieksplorasi terus-menerus untuk mencukupi kebutuhan energi dalam negeri. Jika eksplorasi yang dilakukan ini tidak diimbangi dengan penyelamatan dan pelestarian lingkungan hidup, maka cadangan energi ini bisa habis karena tidak bisa diperbarui. Energi berbahan fosil seperti bahan bakar minyak dan gas alam membutuhkan waktu jutaan tahun dalam pembuatannya secara alami hingga bisa digunakan. Dapat dibayangkan jika energi ini habis maka rakyat Indonesia akan mengalami krisis energi.


Karenanya, perlu sekali upaya untuk Mengatasi Krisis Energi Dan Menyelamatkan Lingkungan Hidup Dengan Penciptaan Energi Terbarukan (Renewed Energy) Pengolahan Limbah Kotoran Ternak.




Energi ini bersumber dari alam, dan Indonesia memiliki potensi yang luar biasa dalam hal sumber daya alam. Pengelolaan sumberdaya alam yang tidak memperhatikan pelestarian lingkungan akan mengakibatkan habisnya cadangan energi. Kini, pemerintah mulai membatasi penggunaan energi misalnya pembatasan konsumsi bahan bakar minyak. Himbauan penghematan penggunaan bensin untuk kendaraan banyak terlihat di SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan sebutan “pom bensin”. Minyak tanah pun berharga lebih mahal daripada bensin. Ini menunjukkan kelangkaan minyak tanah. Sumber-sumber energi dapat dirasakan semakin mendekati habis.

Disamping itu, Indonesia masih belum bisa mengelola sumber daya yang dimilikinya dengan baik dan optimal serta merata sehingga penyebaran pemanfaatan sumber daya tersebut masih belum merata ke seluruh pelosok negeri. Sebab itulah, tidak heran jika kita masih melihat penduduk Indonesia yang menggunakan alat – alat sederhana dan bahan-bahan dari alam untuk melakukan kegiatannya sehari – hari seperti memasak. Memasak memerlukan energi. Penduduk pedesaan di Indonesia pada umumnya menggunakan bahan-bahan dari alam untuk memasak, misalnya kayu bakar, arang dan dedaunan. Disamping itu mereka menggunakan minyak tanah dan gas elpiji (LPG, Liquid Petroleum Gas). Elpiji berbahan gas alam yang dieksplorasi dari sumberdaya alam, seperti halnya minyak tanah.

Padahal, jika menggunakan bahan – bahan dari alam seperti kayu bakar, arang maupun dedaunan secara terus menerus akan memboroskan penggunaan kayu yang biasanya didapat secara langsung dari hutan maupun lingkungan sekitarnya. Lama kelamaan kayu atau pohon bisa habis ditebang. Sekarang saja bisa kita saksikan di media massa, banyak berita tentang penebangan pohon-pohon hutan secara liar. Penebangan pohon ini akan menjadi semakin banyak jika digunakan untuk kayu bakar untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kerusakan lingkungan tidak terelakkan lagi, karena kebutuhan energi untuk memasak saja. Belum lagi kebutuhan-kebutuhan lain seperti kendaraan, pabrik-pabrik, dan kegiatan industri lainnya, dll yang memerlukan bahan bakar juga. Mereka menggunakan bahan bakar minyak. Pemakaian yang luar biasa banyak akan menghabiskan bahan bakar. Bahan bakar dan energi yang diproduksipun akan menyebabkan eksplorasi besar-besaran terhadap sumberdaya alam, dan ini membahayakan lingkungan hidup. Apalagi kegiatan manusia yang merusak lingkungan semakin banyak.

Lingkungan hidup telah menjadi masalah yang serius bagi masyarakat Indonesia. Karenanya, perlu upaya konkret penyediaan sumber energi ramah lingkungan yang dapat diperbarui (renewable energy) sebagai energi alternatif, yang dapat digunakan oleh masyarakat Indonesia. Karya tulis ini mengemukakan penciptaan energi alternatif yang berasal atau berbahan dasar limbah kotoran hewan yang diolah menjadi biogas sebagai sumber energi baru dan terbarukan (renewed energy). Olahan limbah kotoran ternak ini dapat berupa nyala api sebagai sumber energi utama kehidupan sehari-hari yaitu memasak. Disamping itu juga bisa diolah menjadi nyala lampu untuk  penerangan. Nyala api dan nyala lampu penerangan ini bisa mengurangi penggunaan energi dari bahan bakar fosil seperti bahan bakar minyak, gas alam, termasuk kayu bakar dan arang. Dan bahan baku energi alternatif  biogas ini pun banyak tersedia di sekitar penduduk. Penduduk pedesaan yang merupakan mayoritas di Indonesia, umumnya memelihara ternak seperti sapi, kambing, babi dsb. Mereka setiap hari direpoti oleh menumpuknya jumlah kotoran di sekitar rumah mereka dan telah cukup meresahkan. Kebanyakan dari kotoran – kotoran tersebut merupakan kotoran yang berasal dari hasil ekskresi hewan ternak. Selain karena mengganggu karena baunya, kotoran tersebut dapat menjadi wadah bagi beberapa macam penyakit. Disamping itu, kotoran ternak memiliki kandungan yang cukup berbahaya seperti gas metan (CH4) yang jika terlepas ke udara bebas akan mengganggu lapisan ozon sehingga menimbulkan efek rumah kaca, karbon dioksida (CO2) di mana gas ini berpengaruh besar dalam pemanasan global, dan beberapa senyawa lainnya seperti hidrogen, nitrogen dan ammonia. Namun, metan juga memiliki manfaat, yaitu dapat menjadi sumber untuk membuat nyala api (energi). Nyala api yang dihasilkan oleh metan berwarna biru. Api tersebut merupakan api yang panasnya melebihi api – api lainnya dan memiliki suhu berkisar antara ± 650º-750ºC. Energi panas tersebut bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memasak dan lampu penerangan. 

Karenanya, perlu sekali upaya untuk Mengatasi Krisis Energi Dan Menyelamatkan Lingkungan Hidup Dengan Penciptaan Energi Terbarukan (Renewed Energy) Pengolahan Limbah Kotoran Ternak.

Mengenal Biogas
Biogas (gas bio) merupakan gas yang timbul dari hasil fermentasi bahan-bahan organik seperti, kotoran hewan, kotoran manusia, atau sampah direndam di dalam air dan disimpan di dalam tempat yang tertutup atau anaerob. Biogas ini  sebenarnya dapat juga terjadi pada kondisi alami, namun untuk mempercepat dan  menampung gas ini, maka diperlukan alat yang memenuhi syarat terbentuknya  gas ini (Setiawan,  2007:35).

Komposisi Biogas
Pada umunya sebagian besar biogas terdiri dari metana, karbon dioksida, nitrogen, hidrogen, hidrogen sulfida, oksigen.[1]

Kandungan Energi
Nilai kalori dari 1 meter kubik Biogas sekitar 6.000 watt jam yang setara dengan setengah liter minyak diesel. Oleh karena itu Biogas sangat cocok digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan pengganti minyak tanah, LPG, butana, batu bara, maupun bahan-bahan lain yang berasal dari fosil.[2]

Manfaat Biogas
1.   Tersedianya energi untuk memasak dan penerangan (tidak tergantung pada elpiji ataupun minyak tanah/ kayu bakar).
2.      Hemat waktu untuk memasak, membersihkan, dan mengumpulkan kayu
3.      Berkurangnya penggunaan bahan bakar kayu
4.   Pengurangan Pencemaran/ Polusi Udara di dalam rumah dan di kandang sehingga dapat meningkatkan kualitas kondisi kesehatan.
5.      Penyediaan pupuk organik berkualitas tinggi
6.      Pengurangan emisi gas rumah kaca
7.      Penciptaan lapangan kerja local

Pentingnya Biogas

Penggunaan energi semakin berlebihan bahkan bisa dianggap telah melampaui batas telah menyebabkan kerusakan lingkungan. Padahal, energi yang tersimpan di bumi ini tidaklah banyak, dan lambat laun akan habis juga. Kebutuhan manusia akan energi kini seakan seperti kebutuhan primer sehari – hari, tanpa adanya energi manusia akan menganggap bahwa ada yang kurang dalam hidupnya. Dan yang paling sering digunakan adalah energy yang berbahan bakar fosil, fosil memang suatu bahan bakar yang dapat menciptakan energi untuk memenuhi kebutuhan, namun energi yang berasal dari fosil sangatlah terbatas dan susah untuk diperbaharui kembali.

Kebutuhan energi telah menjadi masalah yang serius di masyarakat, terutama energi untuk memasak. Tidak jarang kita lihat, masih banyak manusia yang menggunakan kayu dan arang untuk memasak. Padahal, menggunakan benda – benda terebut hanya akan memberi dampak yang lebih berbahaya seperti kerusakan lingkungan akibat diambilnya terus menerus kayu dari sebuah pohon, pemanasan global akibat dari asap yang ditimbulkan oleh pembakaran kayu dan memotong banyak waktu hanya untuk kegiatan memasak.

Karena itu, dibutuhkan subuah energi alternatif yang dapat menggantikan posisi kayu dan arang sebagai komponen terpenting untuk memasak dan juga ramah lingkungan. Energi altrnatif tersebut dapat berupa biogas. Biogas merupakan sumber energi terbaru yang lebih ramah lingkungan dan efisien daripada kayu dan arang. Biogas adalah gas yang tercipta dari kotoran ternak yang sebelumnya telah difermentasikan untuk diambil kandungan gasnya. Nyala api yang dihasilkan sangat memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan energi untuk memasak dan tentunya ampas sisa fermentasi biogas sangatlah ramah lingkungan karena dapat dijadikan sebagai pupuk.

Pengolahan Kotoran Ternak Menjadi Biogas

Kotoran sapi merupakan limbah padat hasil ekskresi hewan. Limbah ini bentuknya padat namun masih sedikit lembab. Limbah ini mempunyai kandungan yang cukup unik karena sebagian besar limbah ini terdiri dari metan (CH4) dan karbon dioksida (CO2), serta beberapa senyawa lainnya seperti hidrogen, nitrogen dan ammonia.

Metan merupakan senyawa yang dapat menghasilkan api. Nyala api yang dihasilkannya berwarna biru yang berarti lebih panas daripada api merah. Nyala api ini sangat memungkinkan seseorang untuk memasak karena pada saat suhu pembakaran, panasnya mencapai suhu 7000C.
 
Cara Pengolahan Biogas

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pengolahan biogas adalah dapat dijelaskan sebagai berikut:
Bahan  : 1. Kotoran ternak.
              2. Air.
Alat     : 1. Seperangkat alat pengolah biogas (gambar
              2. Katup utama biogas
              3. Kompor
              4. Sekop
              5. Timba

Cara pembuatan:

1- Kumpulkan semua kotoran ternak (dalam hal ini adalah kotoran sapi) yang ada.
2- Masukkan semua kotoran tersebut ke dalam mixer.
3- Campurkan air secukupnya ke dalam mixer untuk membuat kotoran lebih mudah untuk diaduk, dengan perbandingan 1:1 antara kotoran ternak dan air.
4-  Aduk untuk beberapa saat.
5- Biarkan kotoran tersebut mengalir ke dalam digester.
6- Setelah semua kotoran memasuki digester, maka tunggu ± 1 bulan kotoran tersebut untuk fermentasi menjadi biogas.
7- Jika sudah selesai, biogas telah siap digunakan dan slurry sisa fermentasi kotoran tersebut dapat dijadikan pupuk organik.

Ketujuh langkah proses di atas merupakan langkah pembuatan awal hingga biogas bisa dimanfaatkan. Pada proses awal, membutuhkan waktu  1 bulan dari kotoran segar hingga menjadi nyala api. Jika proses ini telah berjalan, maka proses pengholahan di dalam tangki digester hanya membutuhkan waktu kurang dari 24 jam sehingga kotoran ternak bisa diproses setiap hari dan setiap hari pula pengguna biogas ini telah bisa menikmati hasilnya yaitu energi nyala api untuk kompor dan lampu penerangan, serta manfaat lain yakni pupuk organik yang mengalir sebagai hasil buangan proses pengolahan kotoran ternak menjadi biogas ini.

Pada ilustrasi gambar 2.2. input instalasi ini adalah mixer dan toilet. Mixer adalah sebuat bejana tempat mengaduk kotoran ternak yang dicampur air dengan perbandingan 1:1 dengan volume kotoran kira-kira 20 kg. Setelah diaduk di mixer, kotoran ternak mengalir ke dalam digester melalui pipa. Instalasi ini juga bisa menggunakan input toilet, yakni toilet/ WC / kakus/ jamban untuk kotoran manusia. Tetapi dalam laporan penelitian ini penulis mendeskripsikan pengolahan limbah kotoran ternak menjadi biogas. Digester adalah bejana tertutup tempat mengolah limbah kotoran ternak menjadi biogas. Di dalam tangki digester inilah terjadi proses pelepasan gas metan (CH4) dari kotoran ternak yang tertimbun di dalamnya. Gas metan yang terlepas dari timbunan limbah kotoran ternak ini mengumpul di bagian atas digester yang berbentuk kubah (dome). Gas ini terkonsentrasi di dome dalam jumlah yang banyak dan menekan dinding dome. Tekanan (pressure) pada dinding dome menyebabkan aliran gas melalui pipa sesuai dengan hukum tekanan gas pada bejana tertutup. Daya tekan inilah yang menyebabkan gas bisa mengalir keras ke luar melalui pipa hingga sejauh 100 meter. Di bagian atas dome terdapat lubang untuk mengalirkan ke pipa-pipa penyaluran yang akhirnya masuk ke rumah-rumah yang dialirkan ke kompor dan lampu. Sedangkan kotoran cair yang menumpuk di dasar digester (setelah terlepasnya gas metan) menjadi lebih ringan dan terdorong keluar ke saluran outlet (pembuangan) dan terkumpul di slurry pit (penampung slurry) di bagian luar. Terdorong keluarnya kotoran cair terjadi ketika masuknya kotoran baru yang masuk melalui pipa saluran dari mixer (input), terjadi menurut hukum bejana berhubungan dan hukum mekanika fluida, yang mana cairan akan bergerak setimbang dalam bejana berhubungan, dan jika dalam suatu bejana terisi cairan (fluida) maka akan mengisi bejana yang lain (terdapat gerakan cairan). Dengan demikian digester tidak mungkin tertimbun kotoran ternak yang masuk ke dalamnya dan tergumpal di dalamnya. Aliran kotoran ternakn yang masuk (input) dari mixer, diolah di digester menjadi gas, dan keluar ke outlet (output) dan slurry pit terjadi secara otomatis dan bergerak menurut hukum fisika. Sedangkan proses fermentasi dan terlepasnya gas metan (CH4) di dalam digester terjadi menurut hukum kimia atau biokimia. Sedangkan sisa buangan (slurry) yang terkumpul di slurry pit, dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik yang baik bagi tanaman. Sehingga biogas ini sangat mendukung konsep pertanian organik, dan ini sangat membantu melestarikan lingkungan hidup.

Keunggulan Biogas
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa biogas merupakan energi yang sangat memungkinkan seseorang untuk memasak karena nyala api dan suhunya yang lebih panas daripada api yang dihasilkan oleh kayu, arang, ataupun minyak bumi.

Namun, bukan itu saja keunggulan dari energi ini. Api biru yang dihasilkan oleh biogas tidaklah berbau, tidak memiliki asap, tidak bersuara, dan membakar lebih sempurna daripada api lainnya. Dan, dengan menggunakan api ini, maka kita akan lebih menghemat waktu untuk memasak sehingga dapat melakukan pekerjaan lainnya. Secara tidak sengaja pula, dengan membuat gas ini, maka akan membersihkan masalah mengenai lingkungan dan kesehatan rumah. Serta, tidak perlu lagi mengeluarkan biaya mahal untuk membeli LPG ataupun minyak tanah yang sekarang terlampau mahal. Apabila penggunaan biogas ini telah melebihi batas kebutuhan akan memasak, gas ini dapat dijadikan sebagai peluang usaha dengan menjualnya ke beberapa tetangga.

Keunggulan lain, penggunaan biogas sebagai energi untuk kebutuhan hidup sehari-hari adalah, mengurangi penggunaan kayu bakar untuk memasak, mengurangi penggunaan gas elpiji dan minyak tanah untuk memasak dan penerangan. Dengan demikian mengurangi penebangan pohon dan penebangan hutan atau perusakan hutan dan lingkungan hidup. Juga, penggunaan biogas bisa mengurangi ketergantungan kepada penggunaan energi bahan bakar berbahan fosil. Jika suatu saat nanti kandungan bahan bakar fosil akan berkurang dan bahkan habis, kita masih selamat dari krisis energi, setidaknya energi untuk kebiutuhan hidup sehari-hari khususnya memasak dan penerangan akan bisa tercukupi dari biogas ini. Biogas juga mengurangi terlepasnya gas metan ke udara yang dapat merusak lapisan ozon. Gas metan terdapat di dalam kotoran ternak. Mengolah kotoran ternak menjadi biogas bisa menyelamatkan lingkungan hidup.

Energi Terbarukan
Energi terbarukan ialah energy yang berasal dari proses alam yang berkelanjutan seperti proses biologis, tenaga surya, tenaga angin dan panas bumi[3]. Konsep energi terbarukan mulai dikenal pada tahun 1970-an, sebagai upaya untuk mengimbangi pengembangan energi berbahan bakar nuklir dan fosil. Definisi paling umum adalah sumber energi yang dapat dengan cepat dipulihkan kembali secara alami, dan prosesnya berkelanjutan. Dengan definisi ini, maka bahan bakar nuklir dan fosil tidak termasuk di dalamnya.[4]

Sumber Energi Terbarukan
1.      Energi panas bumi.
Energi ini menggunakan teknologi modern untuk memanfaatkan panas bumi sebagai pembangkit listrik tenaga uap.
2.      Energi surya atau matahari.
Sejak dulu energi ini hanya digunakan sebatas panasnya tetapi baru – baru ini telah dikembangkan alat bernama panel surya untuk mengkap panas matahari dan mengkonversikannya ke listrik
3.      Energi angin.
Cara memanfaatkan energi ini sebenarnya cukup sederhana namun ketersediaan angin yang kuat dan alat yang memadai dalam sebuah negara yang membuat energi ini modern dan jarang ditemukan pemanfaatannya.
4.      Biomassa.
Bahan bakar ini berasal dari memanfaatkan sesuatu yang ada dalam makhluk hidup seperti kotoran hewan.
5.      Bahan bakar bio cair.
Sama halnya dengan biomassa, energi juga memanfaatkan sesuatu yang ada dalam makhluk hidup tapi perbedaannya terletak pada kandungan yang dimiliki.[5]

Macam-macam dan Penggunaan Energi Terbarukan
1.   Kayu, sejak dahulu kayu sudah digunakan untuk beberapa hal seperti penerangan, sumber energi panas saat musim dingin, memasak, dan beberapa jenis kayu tertentu digunakan untuk mengawetkan makanan dengan cara diaoanggang kering atau diasap. Namun, karena dibutuhkan kayu dalam jumlah besar untuk memenuhi kegiatan – kegiatan tersebut, energi yang berasal dari kayu ini dianggap kurang efektif.
2.    Tenaga Hewan digunakan untuk menarik gerobak/ kereta dan alat-alat mekanik tradisional, tenaga transportasi dan penggerak pabrik. Biasanya hewan – hewan yang memiliki tenaga kuat yang dimanfaatkan tenaganya seperti kuda, sapi atau kerbau.
3.      Daya/tenaga air muncul untuk menggantikan tenaga hewan untuk pabrik, karena energy ini dianggap lebih kuat dan lebih efisien dibanding harus menggunakan tenaga hewan.
4.      Minyak hewan, seperti minyak dari paus yang digunakan sebagai minyak untuk alat penerangan.
5.      Tenaga angin, sebenarnya telah digunakan beberapa ratus tahun lalu, sejak Belanda menciptakan sebuah kincir angin besar dengan pisau bergerak lambat yang kemudian akan menyalakan generator.
6.      Tenaga surya, dahulu hanya digunakan panasnya untuk memenuhi kegiatan sehari – hari. Namun, baru pada abad ini telah dikembangkannya sebuah alat bernama panel surya untuk menangkap panas matahari dan dikonversikan ke listrik.
7.      Gelombang samudra telah diupayakan untuk dimanfaatkan sebagai energy terbarukan sejak abad ke-19. Pada tahun 1970-an, Profesor Steven Salter mencoba untuk menangkap tenaga ombak dengan memulai Wave Energy Group di University of Edinburgh di Skotlandia[6].

Cara kerja pengolahan kotoran ternak menjadi biogas sebagai berikut:
1- Kumpulkan semua kotoran ternak (dalam hal ini adalah kotoran sapi) yang ada.
2- Masukkan semua kotoran tersebut ke dalam mixer.
3- Campurkan air secukupnya ke dalam mixer untuk membuat kotoran lebih mudah untuk diaduk.
Aduk untuk beberapa saat.
5- Biarkan kotoran tersebut mengalir ke dalam digester, jika ada kendala pada saat kotoran memasuki digester maka bantu dengan mendorong kotoran tersebut menggunakan sekop.
6- Setelah semua kotoran memasuki digester, maka tunggu ± 1 bulan kotoran tersebut untuk fermentasi menjadi biogas.
7- Jika sudah selesai, biogas telah siap digunakan dan slurry sisa fermentasi kotoran tersebut dapat dijadikan pupuk organik.

Kesimpulan
1.      Biogas penting dibuat karena bermanfaat untuk menyediakan energi terbarukan, yang tidak merusak lingkungan hidup tetapi malah menyelamatkan lingkungan hidup.
2.      Biogas bermanfaat untuk mengolah limbah kotoran ternak sehingga mengurangi bau busuk kotoran dan membersihkan lingkungan sekitar kandang ternak dari kotoran yang menumpuk, dengan demikian bermanfaat bagi kesehatan lingkungan. Udara menjadi lebih segar dan lingkungan menjadi bersih.
3.      Biogas bermanfaat untuk menyediakan energi untuk memasak dan penerangan, sehingga masyarakat tidak tergantung pada bahan bakar minyak dan gas elpiji. Secara ekonomi bisa menghemat pengeluaran keluarga Indonesia. Juga, sekaligus mengurangi ketergantungan kepada energi bahan bakar fosil dan mengurangi ketergantungan pada penggunaan kayu bakar yang merusak lingkungan dengan penebangan pohon dan hutan. Dengan demikian biogas menyelamatkan pohon, hutan dan lingkungan hidup.
4.      Biogas bermanfaat untuk mengurangi emisi gas metan (CH4) ke udara yang bisa merusak lapisan ozon. Dengan demikian biogas menyelamatkan lingkungan hidup dari bahaya kerusakan lapisan ozon yang menyebabkan pemanasan global (global warming).
5.      Proses pembuatan biogas dari pengolahan limbah kotoran ternak dapat diupayakan oleh masyarakat dengan mudah dan murah, dengan proses sederhana. Proses ini terjadi secara alamiah dan dapat dibuktikan secara ilmiah, bekerja menurut hukum kimia untuk fermentasi kotoran ternak dan terlepasnya gas metan (CH4) di dalam digester yang tertampung di dalam digester yang kemudian menekan dinding dome dan mengalir keluar berdasarkan hiukum tekanan gas. Sedangkan sisa olahan limbah kotoran ternak di dalam digester setelah terlepasnya gas metan (CH4), maka sisa limbah tersebut mengalir ke luar, ke saluran output berdasarkan hukum mekanika fluida dan bejana berhubungan sehingga menyebabkan sisa limbah cair tersebut bisa terdorong keluar dan tidak menggumpal di dalam digester.

Rekomendasi
1.      Bagi masyarakat: sebaiknya masyarakat menggunakan energi terbarukan dari pengolahan limbah (kotoran ternak) untuk memenuhi kebutuhan energi sehari-hari secara mudah dan murah.
2.      Bagi pemerintah: sebaiknya pemerintah menggalakkan penggunaan energi terbarukan yang ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat sekaligus menyelamatkan lingkungan hidup.
3.      Bagi pelajar: sebaiknya pelajar giat melakukana kegiatan penelitian dan kajian sederhana (praktek) untuk menguji / membuktikan teori agar semakin memahami bahwa teori bisa dipraktekkan dan memberi manfaat nyata kepada masyarakat.
4.      Bagi sekolah: sebaiknya sekolah lebih sering melakukan praktek bagi para siswanya untuk memberikan pemahaman yang lebih baik dan lebih mudah bagi para siswa tentang teori – teori di sekolah serta memberikan pengalaman langsung pada penggunaan teori secara praktis dan bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.

REFERENSI
Setiawan, Didik. 2007. Membuat Biogas Sebagai Pengganti Bahan Bakar Minyak. Balai Pustaka: Jakarta.
Sundar Bajgain, Senior Officer Hivos, Hand-out “Introduction to Biogas Technology”, Hivos Training Materials, 2011.

No comments:

Post a Comment