Pelangi di Atas Kota Probolinggo
Risqa Ruviana
Pengertian “Pelangi Di Atas Kota Probolinggo“
Pelangi: lengkung spectrum
warna dilangit yang tampak karena pembiasan sinar matahari oleh titik-titik
hujan atau embun (Kamus Bahasa Indonesia, Daryanto S.S- Apollo Surabaya
Th.1997). Pelangi, arti perumpamaannya: indah. Seseorang kalau melihatnya akan merasa takjub,
merasa bangga atau merasa senang karena keistimewaannya.
Diatas Kota Probolinggo: harapan masyarakat kota Probolinggo ke depan/ masa yang
akan datang. Ini adalah sebuah
cita-cita dan harapan Pemerintah maupun masyarakat untuk menciptakan Kota
Probolinggo “bestari“ seutuhnya, di
masa depan.
Pembahasan
Kota Probolinggo adalah kota yang strategis bagi
perjalanan wisata baik lokal maupun manca negara, kota ini merupakan transit
wisata lewat darat maupun laut. Adapun pembahasan ini adalah mungkin sebuah
konsep dan pikiran sederhana yang
mungkin bisa dibuat suatu upaya untuk meningkat-kan gairah dalam mewujudkan
sebuah Kota yang Bersih Sehat Tertib Aman Rapi Indah.
Konsepku yang pertama
adalah:
Kepariwisataan
Pariwisata adalah suatu pengenalan diri dan identitas
sebuah daerah, semakin pariwisatanya itu dikenal oleh banyak orang maka daerah
itupun semakin terkenal….. itulah harga jual suatu daerah sebagai investasi
suatu daerah.
Gelombang laut menyibak lemah gemulai, ikan-ikan di
perahu nelayan telah terpanen, anak kapal dan nahkoda telah bertemu dengan anak
istrinya karena beberapa hari mereka telah meninggalkannya. Berlari mengejar
matahari mencari ikan dengan berbantalkan gelombang laut dan berselimut angin
dari ketinggian bersama sejumlah harapan anak isterinya yang menunggu di
Pelabuhan Tanjung Tembaga, menjadikan tempat penantian dengan membawa senyuman.
Dan pelabuhan Tanjung Tembaga pula sebagai bongkar muat kapal-kapal besar,juga
sebagai pelabuhan transit bagi kapal
dari daerah lain. Pelabuhan Tanjung Tembaga tiap tahunnya terdapat acara-acara
menarik, sebagai rasa syukur dalam acara Sya’banan,
sebuah tradisi untuk menyambut hadirnya bulan puasa pada tanggal 15 Sya’ban
dengan membawa makanan dan bersuka cita menikmati panorama laut yang tertimpa
bulan purnama. Juga tak kalah asyiknya tatkala lomba Perahu Hias yang mengundang kedatangan para wisatawan lokal
maupun mancanegara dan digelar pada peringatan hari jadi Kota Probolinggo
tanggal 4 September setiap tahunnya. Ini pula bukan cerita bohong bahwa
Pelabuhan Tanjung Tembaga merupakan asset kekayaan kita, terbukti: Pelabuhan Tanjung Tembaga di Kota
Probolinggo telah selesai dan siap dioperasikan. Bahkan empat perusahaan besar
mengincar penggunaan jasa di pelabuhan yang dibangun dengan dana APBN sebesar
Rp.90 M tersebut (Dikutip dari Radar Bromo, Sabtu, 27 Maret 2010).
Wisata Religi pun
tak kalah menyelimuti pariwisata Probolinggo yang semakin semarak di tengah
keramaian alun-alun kota, mengisi waktu senggang, terdengar suara adzan di
Masjid Agung Rudlotul Jannah yang terletak di sebelah barat seakan memanggil
untuk berburu-buru beribadah menutupi keramaian sementara.
Masjid
Tiban yang konon cerita menurut
kepercayaan beberapa masyarakat sekitar pembangunannya terjadi dengan waktu
sekejab. Begitu juga di halaman belakang masjid itu terdapat sebuah batu yang
dipercaya pernah sebagai tempat bertapanya Syeh Maulana dan di dekat masjid ini
terdapat sumur yang airnya banyak mengandung khasiat untuk menyembuhkan segala
macam penyakit dan juga dipergunakan untuk mencari jodoh dengan cara diminum
atau dibuat mandi. Masjid Tiban ini
terletak di pinggir jalan raya masuk kewilayah Kota Probolinggo dengan banyak
dihiasi taman-taman yang indah untuk dipandang.
Gereja
Merah dan Tempat Ibadah Tri Dharma Klenteng Sumber Naga yang merupakan
keanekaragaman kepercayaan dan agama di Kota Probolinggo sebagai wujud
persatuan kerukunan masyarakatnya. Wisata
budaya dan tradisi juga mendominasi kegiatan yang menyita dan meluangkan
waktu untuk tampil sebagai pesona daerah, contoh:
Kobuda (Kontes
Busana Daun).
Kobuda adalah sebuah pagelaran seni busana yang bahannya
terbuat dari daun kering maupun basah, kontes ini di gelar untuk menarik wisata
sebagai ciri khas daerah. inilah sebuah tantangan baru bahwa Kota Probolinggo
mempunyai banyak inspirasi yang handal.
Kerapan Kambing, adalah sebuah lomba yang diadakan masyarakat Kota
Probolinggo setiap tahunnya, acara ini banyak diminati oleh masyarakat pedesaan
bahkan sampai ke luar kota.
Merpati Balap, merupakan hobi di kalangan anak muda juga tak ketinggalan
orang tua dalam kegiatan ini, semakin merpati itu terbang cepat mendarat di
genggaman pangkuan, maka itulah yang terbaik.
Becak Hias, digunakan pada peringatan Hari Jadi Kota Probolinggo yang
jatuh setiap tanggal 4 September setiap
tahunnya. Disamping becak hias ada juga pawai dokar hias yang diarak
mengelilingi kota .Pak H.M.Buchori M.Si dan ibu juga ikut memeriahkan pawai
ini.
Parade Patrol, diselenggarakan
pada awal menjelang bulan romadhon, sebagai sarana meng-ingatkan masyarakat untuk makan sahur di bulan puasa bagi
umat beragama Islam.
Kesenian Lengger, sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda, bentuk
sajiannya adalah olah tari dan olah tembang dengan bahasa Jawa Madura serta
Indonesia. Juga Tari Remo yang juga
aset budaya Kota Probolinggo yang perlu dilestarikan dan dikembangkan.
Jaran Bodak, sebuah kesenian Kota Probolinggo dalam bentuk
penyajiannya arak-arakan. Kesenian ini biasa digunakan untuk mengiringi dan
mengarak hajatan temanten sunat di kalangan masyarakat.
Taman Wisata Studi
Lingkungan (TWSL),
merupakan salah
satu sarana wisata dan media studi tentang lingkungan bagi masyarakat Kota
Probolinggo khususnya bagi para pelajar. Di sana kira-kira ada 20 jenis pohon
dan beberapa jenis satwa, diantaranya pohon mahoni, mengkudu, waru rangkang dan
beberapa jenis tanaman yang lainnya. Sedangkan untuk satwa meliputi reptil,
unggas, mamalia dan lainnya. Di sini juga menyediakan fasilias perpustakaan umum
oleh UPTD PISLH (Sumber: Suara Kota,
edisi 76/2008).
Wisata Kuliner dan
Oleh-Oleh, merupakan bentuk kesan yang membawa arti bagi wisatawan,
karena dengan penganan dan oleh-oleh, maka itu merupakan ciri khas bagi daerah.
Kota Probolinggo punya produk mangga dan anggur juga sentuhan batik yang
kabarnya saya dengar akan dibuat seragam bagi seluruh PNS di Kota Probolinggo. Ini suatu kebanggaan bahwa Kota Probolinggo di masa
depan akan dapat dikenang, akan membawa kesan bagi wisatawan untuk kembali
datang, jangan pernah meragukan, karena ini adalah investasi! Contohnya dengan
adanya pusat jajanan Le Ollena yang
berada di Jl. Basuki Rahmat atau lebih tepatnya berada di depan Taman Wisata
Studi Lingkungan. Di sini menghasilkan bermacam-macam hasil olahan. Produk unggulannya
dari hasil laut berupa keripik tulang ikan, keripik rajungan dan keripik dari
ikan laut yang beracun juga bisa diolah menjadi makanan yang enak. Produk
kiriman keripik ikan Le Ollena sudah merata ke 600 outlet yang tersebar di
seluruh Jawa Timur, termasuk wilayah Mataraman seperti Jombang, Nganjuk dan
Madiun, bahkan pernah ada pesanan dari Cina. Hebat bukan….?
Wisata Seribu Taman
dan Lingkungan Hidup
Di antara banyak wisata-wisata yang lain, tamanisasi
merupakan fasilitas yang digarap oleh Pemerintah Kota beserta masyarakatnya,
hal ini dibuktikan dengan beberapa kali Kota Probolinggo masuk dalam target
Adipura dan Adiwiyata. Cinta alam, menanam dan cinta flora serta faunanya
merupakan himbauan dari Wali Kota Probolinggo.
“Target Adipura Kencana 2010 adalah
cita-cita yang serius ingin dicapai oleh Pemerintah Kota Probolinggo. Untuk
itu, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota telah menetapkan sejumlah target“. Kami
punya tiga target sukses dalam meraihnya,” kata Kepala BLH Endro Suroso. Target pertamanya adalah sukses
opini. Adipura diharapkan mampu membangun opini yang positif terutama disetiap
lapisan masyarakat. Disamping itu mampu membangkitkan kepedulian masyarakat
untuk menjaga lingkungan. Kedua, sukses pelaksanaan. Maksudnya,
raihan Adipura diharapkan mampu menjadi pemicu dan pemacu terhadap dampak
negatif yang ditimbulkan akibat rusaknya lingkungan. Seperti munculnya musibah
banjir”.
(Dikutip dari:
Radar Bromo,Sabtu, 27 Maret 2010, hal.44).
Transportasi dan Hunian Masyarakat
Bentuk tata kota sudah mulai diperbincangkan, pemekaran wilayahpun telah
diformasikan sedemikian detailnya, bahkan sampai tenaga dan karyawan di-rolling untuk mengisi kekosongan dalam
bidang tenaga ahli. Ini suatu hal dan upaya yang membanggakan untuk sebuah
harapan dimasa depan, sebagai bentuk tatanan Kota yang mulai menuju sebuah
tatanan yang diharapkan oleh masyarakat. Jalan-jalan diperbaiki, ditata, dihias
dan diberi penerangan jalan yang cukup, serta hunian masyarakat yang mulai di
benahi, ini semua upaya Pemerintah agar Kota Probolinggo menjadi sebuah Kota
yang didambakan oleh masyarakatnya. Jalan berlubang tak lagi nampak, jalan yang
tergenang tak lagi muncul, karena ini semua masyarakatnya ikut memberi dukungan
dan kritikan untuk membangun yang lebih baik. Ini sebuah harapan yang datang
dari sumber masyarakat disambut baik oleh Pemerintahnya.
Wahana Tata Nugraha (WTN) merupakan penghargaan yang
diberikan kepada Pemerintah Daerah sebagai perwujudan pembinaan pemerintah
dalam menata transportasi perkotaan berkelanjutan berbasis kepentingan
masyarakat dan lingkungan.
Pemerintah
juga memperhatikan hunian masyarakatnya suatu contoh: Inovasi Baru “Bedah Rumah“. Program ini dirasa tepat karena, selain
kebutuhan sandang dan pangan, kebutuhan akan rumah (papan) juga menjadi
kebutuhan pokok (primer) manusia. Namun orang lebih mendahulukan memenuhi
kebutuhan pangan dibanding kebutuhan sandang dan papannya. (dikutip dari Gema
Yuangga, Majalah PMI Kota Probolinggo, edisi 1 Januari 2009,hal.5).
Ketua PMI Cabang Kota Probolinggo, Bandyk Soetrisno
bersama Nayan, sasaran penerima bantuan Bedah Rumah PMI, ini merupakan bukti
nyata bahwa pemerintah kota peduli terhadap hunian masyarakatnya. Bahkan di
pantai utara, tepatnya di kecamatan Mayangan kota Probolinggo berdiri sebuah Rumah
Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) yang diperuntukkan sebagai hunian yang layak
bagi masyarakat yang membutuhkannya.
Lingkungan Hidup
Pemanfaatan lahan kosong untuk
ditanami selalu dihimbaukan oleh Pemerintah Kota Probolinggo sebagai salah satu
bagian dari gerakan kampanye ayo menanam. “Jangan ada sebidang tanahpun yang
terbengkalai dan tidak terawat“. Setidaknya itulah petikan himbauan yang
disampaikan Walikota Probolinggo HM. Buchori SH.M.Si, ketika menghadiri panen perdana buah naga di ponpes An-Nur Sumber-taman. (dikutip dari Tabloid Suara Kota, Edisi 60 Tahun 2008).
Kota Probolinggo, mungkin bukan pertama kalinya mencanangkan himbauan tentang yang berkaitan
dengan lingkungan hidup, akan tetapi Kota Probolinggo mempunyai komitmen yang
sangat kuat untuk mengatasi perubahan iklim dengan berbagai kegiatan-kegiatan
yang berfokus pada lingkungan hidup. Ini terbukti bahwa, Pemerintah Kota
Probolinggo akan lebih baik dalam penanganan Lingkungan Hidup. Adapun
kegiatan-kegiatan pemerintah kota dan masyarakatnya dalam mengelola lingkungan
hidup dengan: penanaman tanaman
penghijauan, gerakan sejuta pohon, gerakan perempuan
menanam, gerakan nasional
rehabilitasi hutan dan lahan,
gerakan
peduli dan sadar lingkungan,
ayo
bersih-bersih lingkungan,
abang
becak bersihkan lingkungan,
penanaman
hutan mangrove,
pengolahan
limbah menjadi energi (biogas),
pengomposan pemulihan DAS, memperbanyak kawasan ruang terbuka hijau.
Itulah bagian–bagian komitmen Pemerintah dan masyarakat
Kota Probolinggo dalam mengelola lingkungan hidup, sehingga muncul keinginan
individu masyarakatnya untuk cinta lingkungan, sedikit demi sedikit kita harus
sadar bahwa lingkungan hidup adalah
suatu kebutuhan.
SDM Yang Melek Teknologi
Informasi
Mengawali proses globalisasi utuh dari semua sector,
sehingga banyak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Bukan saja di Kota
Probolinggo, melainkan di seluruh belahan masyarakat dunia. Bermunculan produk
yang serba canggih dan baru menimbulkan gejolak minat yang tak pernah sampai.
Ini saya sampaikan bahwa perdagangan bebas yang bernuansa tehnologi berkembang
pesat. Bukan berarti kita harus menolak dengan umpatan sumpah serapah, tapi
kita harus menyadari bahwa Teknologi dan Informasi sangatlah penting, karena
semakin kita ketinggalan teknologi dan informasi, maka semakin ketinggalan pula
pengetahuan kita tentang dunia.
Sumber daya manusia (SDM) di Kota Probolinggo, memang
dibilang masih belum cukup mandiri, sifat ketergantungan untuk hidup dengan
menciptakan lapangan pekerjaan masih belum mampu, ini semua karena latar
belakang pendidikan mereka belum tuntas, sehingga mudah dibujuk, dirayu ataupun
terpikat, sehingga terjerumus ke sifat boros dan memilih pembelian yang mutu
barangnya tak dijamin baik. Ini adalah bukti bahwa SDM belum siap seutuhnya, sebab mental, spiritual dan daya
saing mereka belum siap.
Kota Probolinggo adalah sebuah kota harapan yang sedikit
demi sedikit Kota ini akan menuju pada kemakmuran dan perbaikan ekonomi, karena
dilihat dari daya beli masyarakat sangatlah tinggi. Di samping itupula pemerintah daerah berupaya semaksimal
mungkin untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dengan sedikit demi sedikit
mengenal-kan
wisata daerah dan hasil produknya dari imbas kepariwisataan. Masyarakat
digelitik dengan lapangan-lapangan kerja yang bersifat mandiri. Sektor demi
sektor ditata untuk memperbaiki ekonomi masyarakat telah dilakukan Pemerintah
sebagai potensi dan peluang investasi kota Probolinggo. Peluang investasi yang
memungkinkan berkembang menjadi besar adalah: sektor perikanan dan kelautan,
sektor industri, sektor pertaanian, sektor perdagangan dan sektor pariwisata.
Untuk bisa mengenal dan tahu tentang
perkembangan dunia, maka membaca adalah jawabannya, perpustakaan adalah
tempatnya untuk menggali informasi agar bisa melek Teknologi dan Informasi.
Penataan Kota Yang
Semakin Cantik
Keberhasilan Pemerintah Kota
Probolinggo dalam melakukan Pembangunan daerah sudah tidak diragukan lagi. Hal
ini terbukti dari spirit membangun dari seluruh elemen masyarakat dan
Pemerintah Kota Probolinggo itu sendiri. Salah satunya dengan digelarnya Summit
2k9 di Bromo View tanggal 14-15 Desember 2009 (dikutip dari : Suara Kota Edisi 100 – 2009).
Pengembangan dan pemekaran kota
telah dilakukan. Wilayah wilayah yang dulunya sepi tak ada transportasi sudah
semakin dijelajahi, suara hiruk pikuk kendaraan yang lalu lalang tak asing
lagi, pemerataan jalur pedesaan yang dulunya berlubang dan becek sudah mulai
digarap, gedung-gedung pendidikan dan perkantoran mulai diperhatikan, bahkan
dulunya daerah mati dijadikan tempat wisata yang asri dan menyenangkan. Dari 5
kecamatan dan 29 kelurahan ini merupakan
bentuk pemekaran dan pemerataan Kota Probolinggo, pemerataan bangunan
Perkantoran maupun pemerataan pejabat dan pegawai daerahnya, semuanya akan
tersentuh dan memang harus disentuh, ini bukti bahwa kota Probolinggo mendatang
tidak ragu-ragu dan memastikan diri dan percaya bahwa kota Probolinggo adalah
sebuah harapan. Semakin bertambahnya daerah membuat akan semakn punya
kesempatan luas di bidang Kepariwisataan.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik suatu kesimpulan,
antara lain:
Konsep
Kepariwisataan
Kepariwisataan daerah kota Probolinggo telah saatnya
harus dikenalkan kepada wisatawan lokal maupun asing, ini terbukti bahwa kesenian
kota Probolinggo telah beberapa kali menjuarai festival seni baik tingkat Jawa
Timur maupun tingkat nasional. Modal itulah kita akan berangkat menuju Kota
yang semakin diperhitungkan keber-adaan pariwisataannya.
Transportasi dan
Hunian Masyarakat
Pembangunan trnsportasi terus berlangsung tak pernah
berhenti. Jalan-jalan yang harus dipersiapkan untuk modal tak pernah surut.
Kota transit adalah perwujudan dan pemikiran awal untuk lebih mewujudkan
cita-cita sebagai kota
yang siap berpacu dengan globalisasi. Transportasi darat dan laut adalah asset
Daerah untuk memberikan kenyamanan dan pelayanan, hunian masyarakat juga mulai
ditata dan diberikan fasilitas untuk bisa hidup tentram dan layak sesuai dengan
harapan, sehingga terjadi kesinambungan antara pembangunan daerah dan hunian masyarakatnya.
Konsep Lingkungan
Hidup
Lingkungan Hidup yang bersih, tertata rapi, indah adalah
membawa semangat bagi masyarakat dan sekitarnya, hidup rukun dengan udara yang
segar merupakan idaman seluruh manusia, tak ada gejolak, tak ada badai tak ada
kemarahan alam membuat hidup ini berarti. Bunga-bunga bermekaran membuat kupu
dan kumbang berselera, pohon-pohon rindang sejuk melindungi pantulan cahaya
surya yang menyengat, taman-taman lingkungan sejuk dipandang mata, tak
meninggalkan rasa bosan, tetapi meninggalkan rasa terkesan.
SDM Yang Melek
Teknologi Informasi
Mau tidak mau, suka atau tidak perkembangan teknologi
semakin pesat, persaingan demi persaingan telah digelar, mungkin.
Mereka yang tak mampu bertahan akan merasakan
ketidaknyamanan untuk berbuat menuju ekonomi yang mapan, hidup dengan teknologi
membuat masyarakat akan dapat mengenal perkembangan dunia, terutama dibidang
ekonomi. Masyarakat kota Probolinggo harus berani dan siap mengikuti alur perkembangan
teknologi, tetapi jangan
terperangkap, karena
teknologi informasi yang modern, membuat manusia lupa. Sadarilah bahwa melek
teknologi informasi membuat perkembangan ekonomi semakin mapan.
Penataan Kota Yang
Semakin Cantik
Sesuatu yang kita upayakan haruslah semakin maju, semakin bagus, semakin
indah, bukan sebaliknya kita merusak atau semakin mundur. Ini bisa dibuktikan
bahwa Kota Probolinggo, sedikit demi sedikit akan membenahi dan mempercantik
diri, hari demi hari Pemerintah dan masyarakatnya bahu membahu memikul beban
sebagai tanggung jawab bersama, tanggung jawab yang akan membuahkan hasil dan
keberhasilan itu akan diwariskan kepada generasi penerus, generasi yang handal,
generasi daerah yang mumpuni lahir bathin. Penataan-penataan kota yang semakin
cantik itu dibarengi pula dengan penataan mental masyarakatnya untuk siap
berlaga dalam era globalisasi.***
No comments:
Post a Comment