Wednesday, November 11, 2015

Topeng Malangan



“ Inilah topeng Malang sebagai karya sungging yang tiada ternilai harganya dibuat oleh orang yang luar biasa, telah memikat hati masyarakat Malang untuk menjaganya” (Onghokham, 1972).

Pecinta kesenian Topeng Malangan dan keluarga Kyai Reni Sungging Adi Linuwih pepunden Wayang Topeng Malang dari Desa Polowijen, akan mengadakan se-Sekaran dan doa di Makam Kyai Reni Polowijen. Dalam rangkain ritual ini pecinta kesenian Topeng Malang juga akan mengarak Topeng-topeng Legendaris Kyai Reni, antara lainTopeng Ragil Kuning yang puluhan tahun hilang. Topeng ini akan didampingi oleh Topeng lawas (kuno) dari berbagai daerah antara lain Topeng Senggreng, Topeng Jabung, Topeng Wangkal, Topeng Lowok, Topeng Glagahdawa, Topeng Pakisaji dan daerah lainya yang ada di Malang.


Karena kesakralan dan awal momen bersejarah ini Kami Pecinta kesenian asli Malang dan keluarga Kyai Reni mengundang teman-teman Media untuk hadir pada hari:

Minggu: I5 November 20I5
Pukul: 10.00 Wib-hingga selesai
Tempat: Pesarean Kyai Reni di Komplek Makam Umum Desa Polowijen, Kota Malang

Topeng Malangan adalah kesenian yang “Apik Tur Migunani” seolah sudah mendarah daging di sendi-sendi kehidupan masyarakat Malang Raya. Kesenian yang sudah popular sejak era Kerajaan Hindu-Budha ini telah mengalami degradasi dalam perkembangannya. Kesenian yang dalam gelarannya selalu menyadur cerita Purwa, Panji, dan Menak dalam lakonnya ini semakin berkembang di era perjuangan. Di masa ini kesenian topeng menjadi wadah penyebar semangat perjuangan dengan menampilkan cerita-cerita kerakyatan dan cerita patriotism kesatria Panji.

Topeng Malangan yang berbeda dengan kesenian topeng di daerah lain ini, pernah mengalami masa kejayaan di era Bupati R.A.A Soeriohadiningrat (I889-1928). Hal ini lantaran sang bupati yang mencintai kesenian dan mengharuskan semua perangkat pemerintahan kala itu untuk dapat menari topeng.

Dan di sinilah awal muncul ketenaran seorang sungging dan guru tari dari Desa Polowijen pada awal abad 20 yang konon sangat ahli dalam hal kriya ukir, beliau bernama Tjondro suwono yang popular dengan sebutan Mbah Kyai Reni (wafat, thn 1938). Beliau adalah abdi dalem kesayangan bupati Malang saat itu, popularitas Reni sebagai penyungging terkenal, dan telah mengangkat nama Polowijen pada saat itu sebagai sentral pembuatan mebel dan ukiran yang terkenal seantero Malang, hingga Polowijen juga disebut sebagai Desa Reni.

Dalam berkarya membuat kriya topeng, Reni yang kala itu di bantu oleh Ki Sumo Gambar yang tinggal di desa Karanglo, Kab Malang, wafat pada tahun 1959, dia adalah salah satu kerabat Reni. Dia seorang dalang yang pandai menggambar dan di percaya sebagai “desainer” topeng-topeng Malang yang saat itu banyak di pesan pejabat dan orang-orang ternama, diantaranya yang di pesan oleh Bupati Malang ke IV, R.A.A Soeriohadiningrat dan Mangkunegara VII, di Surakarta. Ada kisah tentang Ki Sumo Gambar itu yang melihat orang berjalan saja, dia sudah bisa menggambar wajahnya hingga sampai detilnya” ungkap salah satu sepuh kesenian topeng menggambarkan sosok kepandaian Sumo Gambar.

Hasil olah rasa, pikir, kriya dan kedalaman ilmu itu sangat bagus dan mampu memikat Keraton Jogjakarta dan Solo untuk menyimpannya. Topeng legendaries itu kini sebagian tersimpan rapi di Museum Sono Budoyo Yogjakarta dan Mangkunegaran Solo.

Kyai Reni, seorang sungging Adi Linuwih ini telah banyak menghasilkan karya topeng,disamping itu beliau juga terkenal sebagai Tukang Mebel, Tukang Ujub (doa),Dalang wayang, Ahli Karawitan,Guru Tari, Tukang Pangur,Tukang Sunat/khitan dan dikenal akah ketinggian “spiritualnya” Banyak karyanya yang telah hilang, dan jadi koleksi orang diluar Malang bahkan di Luar Negeri. Hal ini karena Topeng karya Kyai Reni sangat bagus buatannya, dan diyakini topeng-topengnya mempunyai aura tersendiri apabila di kenakan saat gelaran wayang topeng. Tak sedikit yang mengatakan topeng itu seperti hidup saat di kenakan.

Meskipun banyak karya Kyai Reni yang sudah hilang, namun ada salah satu karya terakhirnya yaitu topeng Ragil Kuning yang masih ada di Malang. Ragil Kuning sendiri sudah puluhan tahun menghilang dan menjadi salah satu topeng yang di cari-cari. Topeng Ragil Kuning semula disimpan oleh Alm Gundari, salah seorang anak Kyai Reni. Lalu disimpan Sangke seorang pengusaha Rotan di Polowijen, setelah Sangke wafat Topeng itu di simpan Joko,anak buah Sangke pada tahun 1992.

Dengan perjuangan yang keras dan laku dalam pencarian, akhirnya di tahun 2011 Topeng Ragil Kuning bisa ditemukan oleh Yudit, hingga kini disimpan baik oleh sang penemu yang juga seorang pecinta kesenian Topeng Malangan. Ragil Kuning sendiri adalah (paling akhir) dari topeng-topeng tua karya Reni yang tersebar di Malang raya.

Berbarengan dengan acara bersih Desa Polowijen,2015. Para Pecinta kesenian Topeng Malangan akan mengadakan acara ritual kirim doa di Makam Kyai Reni, dan di sertai sebagai awal kemunculan kembali topeng Ragil Kuning dan puluhan Topeng Kuno ke masyarakat Malang.

Demikian undangan ini kami sampaikan, besar harapan kami, anda dapat hadir dan menjadi saksi kabar gembira ini, juga sebagai penerus kabar ke masyarakat luas Malang dan Indonesia umumnya. Atas kerjasamanya kami haturkan terimakasih.

Salam.

CP:
Drs.Robby Hidayat: 081234230924
Nasai: 08564669464I

Rundown Acara

Se-sekaran dan arakan Topeng Ragil Kuning dan Topeng Lawas Malang
Tanggal 15 november 2015

09.00-09.30
Konferensi Pres
Rumah Pak Jait (kerabat Kyai Reni)
Jl.Cakalang gang 2. No. 394 RT.04/03

09.30-10.00
kirim doa dan sekar di Makam Kyai Reni
Komplek Makam Umum Polowijen

10.00-11.00
Tarian Ragil Kuning dan Topeng Kuno

11.00-selesai
Arak-arakan Topeng Kuno dan Ragil Kuning Keliling Polowijen.

 
Top of Form
Bottom of Form

No comments:

Post a Comment